Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah di Purwakarta Dilengkapi Ruang Ibadah untuk Siswa Non-Muslim

Kompas.com - 01/11/2016, 21:50 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Sekolah di Purwakarta kini dilengkapi dengan ruang khusus untuk ritual peribadatan pelajar non-Muslim.

Penyediaan ruang khusus ini memungkinkan semua pelajar non-Muslim beribadah sebelum jam pelajaran dimulai.

“Kalau pelajar Muslim biasanya melaksanakan shalat duha dulu sebelum belajar di mushala atau masjid. Sekarang, pelajar non-Muslim bisa menjalankan ibadahnya di ruang yang sudah disediakan,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat dihubungi, Selasa (1/11/2016).

Dedi menjelaskan, hal tersebut menjadi bagian dari implementasi konsep pendidikan berkarakter Purwakarta yang sudah dilaksanakan sejak 2008 silam.

Ia menilai keberagaman agama para pelajar di Purwakarta harus diakomodasi dalam dunia pendidikan dan menjadi kewajiban pemerintah menyiapkan peranti ibadah untuk mereka.

Selain ruang khusus beribadah bagi semua agama, Pemkab Purwakarta juga menyiapkan guru rohani berikut guru pembimbing yang mengajarkan pelajaran agama sesuai dengan kurikulum.

Guru rohani ini didatangkan untuk memberikan pendalaman terhadap kitab agama sesuai dengan agama yang dianut para pelajar.

“SMPN I Purwakarta ini menjadi pilot project, guru rohani berikut tempat beribadah bagi semua agama ada di sini. Ini penting untuk menjaga suasana toleransi di Purwakarta,” ungkapnya.

Kepala SMP Negeri I Purwakarta Heri Wijaya mengatakan, kebijakan ini telah berlangsung sejak lama dengan orientasi menciptakan suasana saling menghargai agama dan kepercayaan yang dianut para siswa, baik yang seagama maupun berbeda agama.

“Kebijakan di bidang agama ini sudah lama, untuk pelajar Muslim ada pembiasaan shalat duha, sekarang ditambah lagi untuk seluruh agama juga ada pembiasaan-pembiasaan yang disesuaikan dengan ajaran agama para pelajar, semua terakomodasi,” tandas Heri.

Komentar positif pun datang dari salah satu tokoh agama Katolik Purwakarta, Zakarias Kayus. Ia berujar, kebijakan yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Purwakarta ini merupakan pertama kali dilakukan di Indonesia.

Dia berharap langkah ini ditiru oleh daerah lain.

“Saya mengapresiasi betul langkah Pemkab Purwakarta. Pemeliharaan keberagaman agama di Purwakarta harus menjadi panutan bagi daerah lain. Ini sangat positif, suasana damai bisa tercipta,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com