Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kerusuhan di Manokwari Versi Polisi

Kompas.com - 27/10/2016, 18:51 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com - Kapolda Papua Barat Brigjen Royke Lumowa mengatakan, kerusuhan di Manokwari, Rabu (26/10/2016), berawal dari peristiwa penikaman terhadap Vijay Paus-paus, warga Kompleks Jalan Serayu, Sanggeng, Manokwari.

Saat itu, Vijay dan beberapa temannya belum bisa membayar nasi bungkus yang mereka beli. Keributan pun terjadi di warung makan.

Vijay dikejar lalu ditikam di bagian belakang. Royke sempat menemui Vijay di rumah sakit.

“Dia masih dirawat di rumah sakit. Ditikam di bagian belakang dan tidak mengenai organ dalam,” kata Royke, Kamis (27/10/2016).

Kasus penikaman itu memicu amarah masyarakat. Warga setempat meluapkan emosi dengan memblokade Jalan Yos Sudarso dan Jalan Trikora.

Mereka lalu membakar lima sepeda motor patroli, dan merusak pos polisi yang tengah dibangun di depan Pasar Sanggeng. Kerusuhan berlangsung hingga Kamis dini hari.

Royke mengatakan, kerusuhan menyebabkan sejumlah orang terluka dan satu orang tewas setelah terkena tembakan aparat. Seorang Komandan Rayon Militer di jajaran Komando Distrik Militer 1703/Manokwari Mayor Suhargono juga terluka dikeroyok massa.

“Ada enam orang korban. Dua orang terkena tembak satu, di antaranya meninggal atas nama Onesimus Rumayom (sebelumnya disebut Onisimus Rumayon),” kata Royke.  

Namun Royke menduga, Onesimus meninggal bukan karena tembakan. Menurut dia, berdasarkan keterangan dokter yang melakukan pemeriksaan, memang ada luka tembak di tubuh korban, tapi tidak terjadi pendarahan.

Tembakan dianggap tidak mengenai organ yang mematikan. Royke menyarankan agar dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian Onesimus.

Saat ini, jenazah berada di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut dr. Azhar Zahir, sedangkan salah satu korban penembakan, Erikson, masih dirawat di rumah sakit yang sama. Dia ditembak di bagian leher.

(Baca juga: Kerusuhan di Manokwari, Satu Orang Meninggal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com