Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandung akibat Konversi Lahan DAS Citarum

Kompas.com - 26/10/2016, 05:22 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Bencana banjir yang terjadi di Kota Bandung, Senin (24/10/2016) lalu, dinilai akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang wilayah hulu daerah aliran sungai (DAS) Citarum.

"Perubahan tata guna lahan dan tata ruang wilayah hulu DAS Citarum berpengaruh besar terhadap banjir Kota Bandung," kata Ketua Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) Sudibyakto di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (25/10/2016).

Ia mengatakan, banjir Bandung tersebut merupakan banjir yang paling parah sejak 10-20 tahun terakhir ini.

Banjir kota atau urban flood semacam ini, katanya, hampir selalu mengancam kota-kota besar di Indonesia, terlebih lagi secara geomorfologi Kota Bandung berupa cekungan yang dikelilingi oleh banyak pegunungan dan DAS di sekitarnya.

Menurut Sudibyakto, bencana banjir Kota Bandung memang awalnya disebabkan tingkat curah hujan yang berlangsung sangat singkat dengan intensitas sangat tinggi dan merata menyebabkan debit sungai dan saluran drainase kota terlampaui.

Ditambah lagi, kata dia, sistem drainase Kota Bandung yang bertopografi miring membuat banjir berlangsung lebih cepat.

"Akibatnya, terjadi banjir besar dan mampu menerjang apa saja yang dilewatinya," kata Sudibyakto, yang juga Guru Besar Fakultas Geografi UGM.

Selain itu, urbanisasi dan munculnya kompleks perumahan kumuh di sepanjang sungai juga menyumbang debit banjir.

"Hujan dengan intensitas sangat tinggi di atas 60 mm per jam akan menyebabkan kemampuan lahan tidak mampu menyerap lebihan air hujan sehingga kapasitas infiltrasi tanah lebih kecil daripada intensitas hujan," terang dia.

Baca: Hujan Terlalu Besar Disebut Salah Satu Penyebab Banjir di Bandung

Kompas TV Ridwan Kamil Selidiki Penyebab Terjadinya Banjir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com