Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Situs Rekrutmen PLN Abal-abal, Seorang Pria Tipu Warga hingga Rp 820 Juta

Kompas.com - 25/10/2016, 16:25 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Bermodal situs rekrutmen pegawai PLN abal-abal, Purwo Yuwono (45), warga Sugih, Kabupaten Bojonegoro, menipu ratusan warga Madiun. Yuwono yang mengaku sebagai karyawan PLN dan sementara melakukan perekrutan pegawai baru bisa meraup uang hingga Rp 820 juta dari hasil kejahatannya itu.

Kapolres Madiun AKBP Sumaryono mengatakan, Yuwono merupakan otak dari penipuan bermodus penerimaan pegawai yang sudah lama diincar polisi. Sebelumnya, polisi sudah meringkus dua kaki tangannya, Tri Utomo dan Sigit Hartono, yang sudah diproses sampai pengadilan.

Menurut Sumaryono, kasus ini sudah dilaporkan sejak dua tahun lalu. Polisi menangkap Yuwono di rumah tinggalnya di Bojonegoro pekan lalu. Yuwono ditangkap setelah dua kaki tangannya, Tri dan Sigit bernyanyi bahwa tersangka adalah otak penipuan 378 orang tersebut.

Sumaryono menjelaskan, penipuan itu terjadi setelah korban membuka website abal-abal yang dibuat Yuwono tahun 2013. Dalam situs itu, korban diarahkan untuk menghubungi Tri dan Sigit terkait tata cara pendaftarannya.

"Korban berasal dari Madiun dan luar daerah," kata Sumaryono, Selasa (25/10/2016) siang.

Korban yang tertarik kemudian menghubungi Tri dan Sigit. Rupanya, saat menghubungi itu para korban diharuskan menyetor sejumlah uang hingga puluhan juta rupiah. Uang yang disetor para korban kemudian diserahkan kepada Yuwono.

Ratusan warga baru sadar menjadi korban penipuan setelah berbulan-bulan menunggu tidak panggilan kerja dari PLN. Tak hanya itu, beberapa korban sempat mengecek kembali ke kantor PLN terdekat dan mendapatkan jawaban tidak ada perekrutan karyawan baru saat itu.

Yuwono mengaku meminta uang sebesar Rp 10 juta kepada para korban sebagai mahar untuk diterima masuk sebagai pegawai PLN. Yuwono yang mengaku pernah bekerja sebagai pegawai outsourcing PLN ini mengatakan, uang yang diterima dari para korban dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com