Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Insya Allah, Tol Air Segera Diterapkan di Pagarsih dan Pasteur

Kompas.com - 25/10/2016, 14:38 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Banjir sudah menjadi masalah klasik yang belum mampu dientaskan oleh Pemerintah Kota Bandung sejak dulu. Sejumlah siasat mengatasi banjir kerap tak efektif.

Pada era kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, pembangunan tol air menjadi salah satu program untuk mempercepat buangan genangan air. Tol air merupakan teknologi dimana pipa berukuran besar dipasang di titik banjir.

Dengan bantuan pompa, pipa tersebut akan menyedot genangan air dengan kapasitas besar dan dibuang langsung ke sungai sehingga mempercepat surutnya genangan.

Ridwan Kamil mengatakan, teknologi tol air itu baru diterapkan di Jalan Gedebage yang kerap menjadi daerah langganan banjir. Upaya itu cukup berhasil. Saat banjir menyergap wilayah barat Bandung Senin (24/10/2016) kemarin, kawasan Gedebage relatif tak tergenang meski intensitas hujan cukup tinggi.

"Teknologi tol air ini kan baru diberlakukan sekitar dua bulan di Jalan Gedebage, jadi yang kemarin banjir di dua titik (Pagarsih dan Pasteur), sungai lain kan tidak. Memang banjir kemarin itu hanya sungai Citepus yang rata-rata airnya memang bermasalah dari mulai Pasteur turun ke Pagarsih. Tapi sungai lain relatif sudah lebih baik," ujar pria yang kerap disapa Emil itu di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Selasa (25/10/2016).

Efektifnya penerapan tol air di Gedebage, Emil pun berencana menerapkan teknologi serupa di wilayah Pagarsih dan Pasteur.

"Karena teknologi tol air ini baru diterapkan di Gedebage, Insya Allah secepatnya saya perintahkan kepada Dinas Bina Marga dan Pengairan untuk menerapkan juga di Pagarsih dan Pasteur yang memang selama ini heboh," ucapnya.

Emil menjelaskan, untuk pembangunan satu titik tol air membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar. Dia menyebutkan, tol air lebih efektif mencegah genangan sebab air genangan bisa langsung dibuang ke sungai tanpa bercampur sampah.

"Kalau gorong-gorong kan titik ketemu di tengah-tengah dengan sampah dengan apa pun. Kalau tol ini langsung ke ujungnya didorong. Ini mungkin bisa mengurangi agar air tidak masuk jalur dan bertemu dengan gangguan. Itu di Gedebage dilakukan. Ini sedang dianggarkan di anggaran perubahan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com