Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

36 TKI asal NTT Meninggal di Luar Negeri, Hanya 4 Orang yang Legal

Kompas.com - 24/10/2016, 21:03 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusa Tenggara Timur Tato Tirang mengatakan, sebanyak 36 jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal NTT dipulangkan dalam 10 bulan terakhir.

Menurut Tato Tirang, sebagian besar TKI yang meninggal dunia itu bekerja di Malaysia dan statusnya adalah tidak resmi alias ilegal.

"Dari rentang waktu Januari sampai Oktober 2016 ini sudah ada 36 orang jasad TKI yang dipulangkan ke NTT. Sebanyak 32 orang TKI itu ilegal, sedangkan hanya empat yang resmi atau legal," kata Tato kepada Kompas.com, Senin (24/10/2016) petang.

Ia menyebutkan, ada pula TKI yang awalnya berangkat secara resmi, tetapi tidak mau pulang setelah masa kontraknya selesai.

Jenazah yang terakhir tiba di Kupang pada Minggu (23/10/2016) kemarin ada tiga orang.

Dua orang di antaranya adalah Aprianty Radja Haba dan Lukas Keju Malana dari Kabupaten Sabu Raijua dan Sumba Barat.

Aprianty meninggal di Hong Kong karena menderita sakit asma, sedangkan Lukas tak diketahui penyebab kematiannya.

Satu jenazah lainnya adalah Yohanis Nino asal Kabupaten Timor Tengah Utara. Yohanis meninggal karena dibunuh oleh rekan kerjanya di Malaysia.

Tato mengatakan, proses pemulangan para jenazah itu mengalami kendala karena majikan mereka hanya sanggup memberi santunan sebesar 6.000 ringgit Malaysia atau lebih dari Rp 18 juta untuk sampai ke Kupang.

Jika dilanjutkan dengan penerbangan ke tempat tujuan para TKI, akan dibantu oleh pemerintah dan perusahaan yang merekrut mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com