Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Santri dan Santriwati Tak Lagi Hanya Sekadar Mengaji

Kompas.com - 22/10/2016, 11:39 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Banyak orang menganggap, para santri dan santriwati yang tengah menuntut ilmu di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) itu hanya sekedar belajar ilmu agama dan mengaji. Hal itu sedikit terbantahkan saat berkunjung ke Ponpes Almakhat Assalafi Al Kholili yang berada di Jalan KH Kholil Gang 12 Nomor 8, Gresik, Jawa Timur.

Karena di ponpes asuhan KH Masluc Al Fanani (61) tersebut, para santri dan santriwati tidak hanya sekedar diajarkan ilmu agama dan mengaji saja. Namun, mereka juga dibekali dengan keterampilan dunia kerja, untuk menunjang skill para santri bila sudah lulus nantinya.

"Bukan pada saat saya asuh sekarang saja. Bahkan, kebiasaan membekali santri di sini dengan keterampilan, sudah diterapkan oleh para pendahulu saya, baik saat pondok masih diasuh oleh abah saya maupun para buyut-buyut saya," ujar Masluc, Sabtu (22/10/2016).

Ditambahkan Masluc, saat diasuh oleh abah maupun buyut-buyutnya, santri tidak akan diperkenankan masuk menjadi bagian pondok terlebih dulu, jika mereka tidak memiliki kesanggupan untuk mengikuti keterampilan yang disarankan.

Ponpes yang kini memiliki ratusan santri dari berbagai kota di Indonesia tersebut, coba membekali para santrinya dengan keterampilan berwiraswasta. Mulai dari berdagang, membantu di bengkel, mengajar, dan tentunya yang paling khas adalah membuat songkok alias kopiah.

"Karena di sekitar kampung sini, memang terkenal sebagai home industry pengerajin kopiah, saya juga punya usaha ini yang memang warisan turun-temurun. Makanya, sebagian santri saya ajak untuk membantu membuat kopiah, dan sebagian lagi ada yang ikut usaha tetangga lain yang juga buka usaha yang sama, tanpa mempengaruhi waktu belajar mereka," tandas Masluc.

Selepas belajar dan untuk mengisi waktu luang, para santri dan santriwati tersebut membantu pembuatan kopiah di tempat usaha Masluc maupun para tetangganya, dengan imbalan upah yang bisa digunakan untuk uang jajan.

"Biasanya sehabis belajar di sekolah pada pagi hari, saya dan teman-teman santriwati yang lain, sudah membantu menyulam kopyah yang belum jadi di sini (home industry milik Masluc), begitu juga saat sehabis mengaji selepas shalat isya," tutur salah satu santriwati asal Madura, Farah Fatin Wadiyah (20).

Ia mengaku, dalam sehari mampu menyulam sebanyak 60 kopiah, di mana kegiatan ini sudah ditekuni Farah sejak masuk menjadi bagian di Ponpes Almakhat Assalafi Al Kholili, atau satu tahun yang lalu. (Baca: "Tantangan Santri Saat Ini, Jihad Lawan Terorisme, Kemiskinan, Juga Narkoba")

"Lumayan juga sih. Selain membuat saya menjadi terampil dalam menyulam kopyah dan menjadi bekal bila sudah lulus nanti, juga dapat upah yang bisa buat jajan tanpa meminta kepada orang tua," tegasnya.

Ponpes Almakhat Assalafi Al Kholili yang kini diasuh oleh Masluc, memang mempunyai prinsip tidak hanya menciptakan santri maupun santriwati lulusan yang mengerti tentang ilmu agama. Namun juga sebagai lulusan yang siap menghadapi dunia nyata, dengan mampu bekerja dan menciptakan dunia usaha baru.

Kompas TV Hari Santri Di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com