Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Orangutan Dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen Kutai Timur

Kompas.com - 18/10/2016, 17:43 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Borneo Orangutan Survival Foundation atau yayasan BOS, kembali melepasliarkan lima individu orangutan ke hutan ke habitat aslinya. Kelima orangutan ini telah menjalani proses rehabilitasi dan dinyatakan siap dilepaskan ke hutan.

Prosesi pelepasliaran dilaksanakan di Kantor Gubernur Kalimantan Timur dan dihadiri Gubernur Awang Faroek Ishak, Selasa (18/10/2016).

Kelima orangutan yang telah berhasil melewati proses rehabilitasi itu akan dilepaskan di Hutan Kehje Sewen, di Kabupaten Kutai Timur. Hutan ini dijadikan lokasi pelepasliaran karena dianggap belum tersentuh aktivitas manusia.

CEO BOSF, Jamartin Sihite mengatakan dari lima orangutan yang dilepaskan, ada satu ekor orangutan yang sebelumnya telah dilepasliarkan. Namun gagal beradaptasi di hutan, sehingga dia kemudian kembali ke BOSF dan menjalani sekolah lagi.

“Rata-rata orangutan yang dilepaskan telah menjalani proses rehabilitasi selama delapan tahun. Salah satu orangutan yang bernama Ken, sebelumnya sudah pernah dilepasliarkan di Hutan Kutai Kartanegara. Namun dia kembali lagi ke Samboja Lestari lantaran belum bisa beradaptasi. Nah ini kesempatan kedua untuk Ken pulang ke rumah aslinya,” jelasnya.

Jamartin menyebutkan, dari ke lima orangutan tersebut. Ada yang berusia 10 sampai 26 tahun. Mereka memerlukan proses rehabilitasi berbeda-beda, yakni tujuh tahun lebih bahkan ada yang sampai 15 tahun.

“Rata-rata sebenarnya tujuh tahun sampai delapan tahun. Tapi ketika dia sudah lulus, dan tidak ada hutan yang bisa digunakan untuk melepasliarkan, ya terpaksa akhirnya dia masuk ke kandang lagi. itu yang membuat proses dia lebih lama tinggal di pusat rehablitasi kami,” ungkapnya.

Menurut dia, sekitar 200 orangutan dari seluruh Kalimantan menunggu masuk ke rehabilitasi Samboja Lestari. Sayangnya, BOSF sendiri terganjal area konservasi yang masih memerlukan 30 hektar lagi.

“Sebenarnya dari 1.800 hektar luasan BOSF, kami masih butuh 30 hektar lagi. Tapi, bagaimana ya, tahun lalu hutan kami terbakar. Nah sekarang hutan milik kami itu malah ditanami warga sekitar untuk bercocok tanam. Lagi-lagi kami menghadapi konflik dengan manusia,” ujarnya.

Jamartin berharap, pelepasliaran orangutan ini akan berdampak baik bagi lima orangutan tersebut. “Mudah-mudahan mereka di sana sehat dan hidup liar di rumah aslinya,” katanya.

Lima orangutan ini akan menjalani perjalanan darat hingga 18 jam untuk sampai ke hutan. Perlu perlakuan khusus agar orangutan tidak trauma akibat perjalanan panjang.

Pusat rehabilitasi orangutan di Samboja Lestasi, Kabupaten Kutai Kartanegara biasa disebut sebagai sekolah alam.

Orangutan yang menjadi korban konflik dengan manusia direhabilitasi dan mendapat pelatihan agar bisa kembali ke habitatnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com