Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Yatim Piatu Korban Pemukulan Guru Siap Kembali Masuk Sekolah

Kompas.com - 18/10/2016, 05:51 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - SFS (12), siswi SDN Langensari 04, Kelurahan Langensari, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, siap kembali ke sekolah.

Seperti diketahui, SFS sebelumnya mogok sekolah dan mengurung diri di rumah selama lebih dari dua bulan. Dia mengalami trauma psikis setelah mengalami pemukulan dan kekerasan psikis yang dilakukan oleh seorang oknum guru.

Kabar SFS bersedia kembali ke sekolah itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Samsul Ridwan yang baru saja mengunjungi rumah SFS di Jalan Raden Wijaya II, Langensari, Senin (17/11/2016).

Berdasarkan pengamatannya, kondisi siswi kelas V sekolah dasar yang telah yatim piatu sejak balita tersebut menunjukkan kemajuan yang luar biasa.

"Baik Mas, sepertinya anaknya besok (Selasa) siap sekolah," kata Samsul saat dihubungi, Selasa (17/11/2016) dini hari.

Baca juga: Diduga Dipukul Gurunya, Anak Yatim Piatu Ini Sudah Dua Bulan Mengurung Diri

Samsul yang datang bersama Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Semarang, Romlah dan seorang psikolog ini mendapati SFS tidak berada di rumah.

Menurut nenek SFS, Tarimajih, cucunya tengah ke kota untuk membeli tas dan sepatu. Padahal, SFS sebelumnya hanya mengurung diri di rumah dan tak bersedia menemui orang asing sudah berani keluar rumah.

"Ketika kami kunjungi anaknya baru membeli tas dan sepatu dari uang pemberian Pak Bupati tadi siang," ujarnya.

LPAI bersama Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPTPPA) Kabupaten Semarang, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Tengah dan psikolog dijadwalkan akan mengunjungi SFS secara rutin.

Hal ini, kata Samsul, guna menguatkan kejiwaan SFS yang sempat terguncang karena mengalami serangkaian kekerasan psikis dari oknum guru.

"Kami menjadwalkan untuk berkunjung secara berkala, guna menguatkan dan mengembalikan fungsi sosial anak. Karena sangat dimungkinkan si anak sedang mengalami disfungsi," pungkasnya.

Sebelumnya dikabarkan, Bupati Semarang Mundjirin, Senin (17/11/2016), mengunjungi rumah SFS di Jalan Raden Wijaya II Langensari untuk mengetahui kondisi SFS yang sesungguhnya. Mundjirin mengaku sedih lantaran tidak bisa bertemu dan berbincang dengan SFS.

"Dia ke kamar, bilang tidak mau, tidak mau. Kemungkinan dari fisik sih sehat, tapi dia ketakutan," ucapnya.

Mundjirin berharap, kondisi kejiwaan SFS cepat pulih, sehingga dia bisa kembali ke sekolah. Apalagi guru yang diduga melkukan pemukulan kepada SFS sudah tidak mengajar di sekolah tersebut.

Dalam kesempatan itu, Mundjirin menyerahkan selembar amplop kepada Tarimah, neneknya yang selama ini merawat SFS sepeningal kedua orangtua SFS.

"Ini untuk SFS jajan," ujarnya.

Baca juga: Murid yang Diduga Dipukul Guru Belum Sekolah, Bupati Datang Pun Tak Ditemui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com