Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Minta Masyarakat Waspadai Dampak Badai Sarika

Kompas.com - 16/10/2016, 11:13 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak badai Sarika.

Gejala badai ini mulai terbentuk di Samudra Pasifik barat, sebelah timur negara Filipina, dan mulai menunjukkan kekuatannya sejak hari Jumat lalu.

Fatuhri Syahbani, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Minggu (16/10/2016), mengutip peringatan yang dirilis oleh Siswanto, seorang peneliti cuaca dan iklim ekstrem BMKG, mengatakan, sejak kemarin, badai tropis Sarika yang memiliki kecepatan angin hingga 95 km per jam dan diperkirakan akan terus bergerak mendekati Pulau Luzon dan menuju Laut China Selatan.

“PAGASA, Badan Meteorologi Filipina, telah mengeluarkan peringatan dini sinyal 01 (bahaya) untuk Pulau Polilio, Southern Quezon, Camarines Nortre, Camarines Sur, Albay, dan Sarsogon," kata Fatuhri.

Badai tropis di dekat Filipina pada bulan Juni hingga Oktober bisa berdampak bagi kawasan tersebut. Pada periode bulan Oktober ini, di Filipina dan sekitarnya masih aktif berlangsung southwest monsoon atau dikenal dalam bahasa lokal sebagai “habagat”, yang membawa banyak hujan.

Badai tropis Sarika dapat memperkuat aliran habagat akibat karakter badai yang menarik dan mengumpulkan aliran angin dan uap air.

Situasi ini menjadi peringatan bagi Manila, belajar dari peristiwa banjir besar di kota tersebut pada Agustus 2012 silam.

Saat itu badai tropis Haiku di Samudra Pasifik utara Filipina juga memperkuat aliran monsun barat daya. Curah hujan akumulatif hingga 900 mm yang turun dalam 3 hari saat itu menjadi bencana besar bagi Manila.

Meskipun tidak langsung berbahaya bagi Indonesia, badai tropis Sarika yang memusatkan aliran massa udara dapat berdampak bagi peningkatan intensitas hujan di beberapa daerah konvergensi, di mana pola aliran udara bertemu dan membentuk awan-awan tebal.

Wilayah Selat Karimata, bagian timur Sumatera, utara Kalimantan, dan Sulawesi merupakan kawasan-kawasan yang berpotensi hujan lebat.

Selain hujan, potensi terjadinya peningkatan tinggi gelombang dapat terjadi di Selat Karimata, Laut China Selatan, dan Laut Sulawesi.

Sementara itu, wilayah Jawa hingga NTT dapat terdampak hujan ringan akibat pola angin yang menyebar di wilayah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com