Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Siswi Gresik Ini Ubah Rumput Ilalang menjadi Obat Nyamuk

Kompas.com - 15/10/2016, 16:41 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Selama ini banyak orang yang menganggap rumput ilalang sebagai tumbuhan pengganggu yang tidak bermanfaat.

Namun, di tangan tiga siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Trate Gresik, Jawa Timur, alang-alang bisa bermanfaat sebagai obat nyamuk dengan sistem elektrik.

Selain dengan ilalang, siswi bernama Rosyi Nur Firdausi, Hazinatut Daulah, dan Silvana Mutiastika itu juga memanfaatkan tepung tapioka sebagai bahan campuran obat.

Sebelum digunakan, rumput ilalang dikeringkan di bawah sinar matahari selama 7-8 jam. Setelah dianggap kering, alang-alang dihaluskan dengan blender hingga menyerupai serbuk.

Serbuk ini dicampur dengan air dan dimasak di dalam panci selama kurang lebih 10 menit sambil ditambahkan dengan tepung tapioka.

"Setelah tercampur menjadi satu semuanya, kami cetak dalam plat yang biasa digunakan untuk menyablon, dengan kembali dijemur di bawah sinaran matahari," kata Ela, sapaan Daulah, Sabtu (15/10/2016).

Setelah kering, lembaran ilalang tadi dipotong kecil-kecil sesuai ukuran obat nyamuk elektrik.

Obat nyamuk ini telah diuji dalam kotak kaca berukuran 10 x 15 x 10 sentimeter berisi 20 nyamuk. Dalam pengujian tersebut, semua nyamuk mati dalam waktu 30 menit.

Sama seperti bahan obat nyamuk elektrik yang beredar di pasaran, obat nyamuk karya siswi ini juga tidak mengeluarkan asap ataupun bau.

"Hanya memang saat diuji coba di ruangan kamar yang lebih besar, reaksinya agak lebih lama," kata Silvana.

Silvana mengklaim bahwa obat nyamuk buatannya bisa bertahan lebih lama dibanding obat nyamuk serupa di pasaran. Obat buatan mereka bisa digunakan terus-menerus hingga dua hari, sementara yang dipasarkan hanya satu hari.

Atas hasil karya ini, ketiga siswi itu mendapat penghargaan sebagai pemenang kedua dalam National Creativity Competition (NCC) yang diselenggarakan SMA Darul Ulum, Jombang, pekan lalu.

"Karya mereka yang dipertandingkan dalam NCC kemarin, yang diikuti puluhan tim dari banyak MTs di Indonesia, hanya kalah dari konsep tim asal Kudus yang mengusung konsep pengurai asap rokok," kata guru pembimbing, Muhammad Faiq Rofiqi (33).

Kini mereka bersiap menguji hasil karya tersebut lebih lanjut di laboratorium resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com