Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Dipukul Guru, Murid Yatim Piatu Kerap Berteriak Saat Didekati Orang Tak Dikenal

Kompas.com - 14/10/2016, 16:09 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh TR, guru wali kelas V SDN Langensari 04, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, terhadap seorang muridnya, SFS, ternyata turut disaksikan oleh teman-temannya seisi kelas.

Saat itu, SFS ada di depan kelas untuk menjawab pertanyaan soal Matematika dari TR.

"Iya, betul dipukul ibu guru (TR) saat pelajaran Matematika," kata RHN, salah seorang murid kelas V SDN Langensari 04, ditemui saat jam istirahat pelajaran, Jumat (14/10/2016) siang.

Saat menyampaikan hal itu di hadapan wartawan, RHN memeragakan pemukulan itu dengan menampar pipi kanannya sendiri. "Begini," katanya.

Baca juga: Dugaan Pemukulan Murid oleh Guru, Kepala Sekolah Bungkam

Berdasarkan keterangan RHN, SFS termasuk murid pendiam. Biasanya, ia duduk di bangku pojok belakang kelas.

Kali ini, pihak kepala sekolah ataupun guru yang bersangkutan kembali tidak bisa ditemui karena sedang dipanggil oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Kabupaten Semarang.

Sementara itu, Kapolres Semarang AKBP Vincentius Thirdy Hadmiarso mengatakan, pihaknya sudah melakukan klarifikasi kepada pihak keluarga SFS. Menurut keterangan para saksi, kasus dugaan pemukulan SFS oleh guru TR terjadi sekitar Agustus 2016 lalu.

"Kami sudah ke rumahnya menemui pihak keluarga. Ternyata benar. SFS saat ini masih trauma saat bertemu orang yang tak dikenalnya," kata Thirdy.

Thirdy mengakui, tim dari Satreskrim Polres Semarang, dalam hal ini Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), sempat kesulitan untuk berbicara dengan SFS. Beberapa kali didekati, SFS masih histeris dan tak mau ditemui.

"Pak Kasatreskrim AKP Hartono berhasil berbicara dengan SFS setelah diiming-imingi dengan hadiah," ujarnya.

Thirdy mengaku sangat prihatin dengan kasus yang menimpa SFS ini, apalagi status sang anak rentan lantaran tidak mempunyai orangtua.

"Kami prihatin, lebih-lebih korban ini adalah anak yatim piatu," imbuhnya.

Baca juga: Diduga Dipukul Gurunya, Anak Yatim Piatu Ini Sudah Dua Bulan Mengurung Diri

Ditambahkan Kasatreskrim AKP Hartono, pihaknya masih akan mendalami informasi yang berkembang. Sebab, kasus ini muncul berdasarkan informasi dari masyarakat dan media, bukan laporan secara resmi yang diterima kepolisian.

"Kejadiannya sudah Agustus lalu dan tidak visum. Jadi, kami masih terus dalami. Rencananya, Senin, kami akan meminta keterangan dari pihak sekolah dan guru yang bersangkutan," kata Hartono.

Sepanjang proses penyelidikan ini berlangsung, imbuh Hartono, pihaknya juga akan melakukan pendampingan psikologis terhadap SFS agar kondisi kejiwaannya pulih.

"Pendampingan ini penting untuk menghilangkan rasa trauma. Waktu kami datang terakhir, sudah tidak histeris lagi, cuma diam saja," imbuhnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com