Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Penyangga, Jembatan Peninggalan Kolonial Belanda Bahayakan Warga

Kompas.com - 12/10/2016, 16:02 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Jembatan penghubung di Desa Bakalrejo, Kecamatan Guntur, Demak, tidak layak dilintasi.

Jembatan peninggalan Belanda yang terbuat dari kayu itu, selain tidak ada tiang penyangga, lantai balok kayu juga lapuk dan banyak yang hilang.

Kondisi jembatan penghubung Dukuh Pulo dan Puritan, Desa Bakalrejo, itu banyak dikeluhkan warga.

"Jembatan ini sudah lama rusak, tapi belum ada perbaikan. Kita sudah mengajukan proposal kepada bupati, tapi tidak digubris sama sekali," kata Jazus Kolil, ketua BPD Bakalrejo.

"Warga berinisiatif melakukan tambal sulam bagian lantai jembatan agar bisa dilewati," imbuhnya.

Meski hanya terbuat dari balok kayu, jembatan dengan panjang 80 meter dan lebar 2 meter merupakan akses warga menuju dukuh maupun desa tetangga, terutama akses menuju sekolah.

"Jembatan kayu ini melintas di atas sungai tuntang B1. Kalau hujan membahayakan warga, jika dilewati jembatan bisa goyang dan licin," ujarnya.

Selain berbahaya, sambung Jazus, setiap datang banjir luapan sungai B1 jembatan akan tenggelam dan tidak terlihat lagi.

"Sudah banyak warga yang jatuh saat melewati jembatan itu," ujarnya.

Jasman, penjaga SD Bakalrejo 2, menambahkan, jembatan kayu itu merupakan jalur yang dilalui anak sekolah dasar. Pasalnya tepat di ujung jembatan terletak SD Bakalrejo 2. Hampir setiap hari, ratusan siswa melewati jembatan itu.

"Kalau hujan, sangat berbahaya. Belum lagi jika air sungainya naik. Mereka masih kecil-kecil, kasihan jika terpeleset. Kalau banjir, banyak anak yang tidak masuk sekolah," kata Jasman.

Aril, siswa kelas 4 SD Bakalrejo 2 mengatakan bahwa setiap berangkat ke sekolah dia melewati jembatan kayu itu. Meski takut, dia bersama teman-temannya nekat melewati jembatan tersebut demi bersekolah.

"Kalau lewat jembatan itu, takut om. Apalagi musim hujan seperti ini, jembatannya licin. Pernah ada teman saya terpeleset dan kakinya masuk lubang jembatan dan hampir tercebur ke sungai, untung banyak teman yang menolong," kata Aril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com