Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Berjasa, Lulung Bakal Jadi Tamu Kehormatan pada HUT Pamekasan

Kompas.com - 12/10/2016, 15:04 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Abraham Lunggana atau Haji Lulung akan menjadi tamu kehormatan di Kabupaten Pamekasan dalam peringatan hari jadi ke-486 Kabupaten Pamekasan, November mendatang.

Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengatakan, Lulung diundang menjadi tamu kehormatan karena Pemkab Pamekasan sudah diberi pinjaman lahan di Pasar Tanah Abang untuk dibuat kios dalam rangka mempromosikan produk-produk unggulan Kabupaten Pamekasan.

“Saya kemarin sudah bertemu dengan Lulung di Jakarta dan sudah tanda tangan MoU untuk pemasaran produk unggulan Pamekasan di Pasar Tanah Abang,” ujar Syafii, Rabu (12/10/2016).

Selama ini, lanjutnya, produk unggulan Kabupaten Pamekasan hanya dipasarkan ketika ada ajang pameran yang waktunya singkat. Oleh karena itu, Pamekasan menilai Lulung sudah berbaik hati sehingga perlu diundang pada malam puncak hari jadi Pamekasan yang dikemas dalam semalam di Madura.

“Bupati se-Madura juga akan kami undang untuk bertemu Lulung sehingga Pemkab yang lain juga bisa melakukan promosi produk unggulannya masing-masing,” imbuhnya.

Jumlah produk unggulan Pamekasan sendiri, lanjut Syafii, tergolong banyak. Namun, yang cukup masif produksinya adalah batik.

Namun, menurut dia, pemasarannya mengalami kesulitan sehingga perlu dicarikan solusi pemasaran batik di Pamekasan agar ekonomi perajin batik terus meningkat.

“Selain batik, ada pula jamu Madura yang sudah banyak dikenal masyarakat hingga ke beberapa derah di Indonesia karena khasiatnya. Namun, manajemen pemasaran jamu Madura masih belum tertata dengan baik,” ujar politisi Partai Demokrat ini.

Khusus jamu produk Madura, Syafii memiliki pengalaman yang mengherankan. Saat dirinya berkunjung ke salah satu daerah berpapasan dengan 10 mobil boks yang parkir di mana mobil tersebut semuanya menjual jamu Madura. Padahal, di Madura belum ada satu pun mobil khusus yang menjual jamu Madura.

“Saya heran mengapa jamu Madura besar di luar, sementara di Madura sendiri tidak ada. Ini masalah yang perlu dicarikan solusinya ke depan,” kilahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com