Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rukoyah Usai Dijemput dari Padepokan Dimas Kanjeng

Kompas.com - 12/10/2016, 06:06 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Rukoyah (60), warga Desa Sukatani, Kecamatan Wanayasa, tiba di Purwakarta, Selasa (11/10/2016). Ia sebelumnya memilih bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur.

Rukoyah pulang ke Purwakarta karena dijemput kepala desa dan camat dari tempat tinggalnya di Purwakarta.

Begitu sampai Purwakarta, ia menemui Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Dalam pertemuan tersebut, Rukoyah mengaku hanya mengikuti pengajian biasa, seperti istigasah dan wirid-wirid tertentu.

Menurut dia, tidak aneh dan sudah biasa dia lakukan di padepokan itu. Karena itu, ia merasa sangat tidak layak jika disebut sebagai korban.

"Masa ada sih korban pengajian. Kenapa saya tidak pulang ke sini? Mungkin karena saya pulang ke Yogyakarta, saya kan ada rumah juga di sana," ucap Rukoyah.

Ia juga menyanggah adanya penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng seperti diberitakan belakangan ini. Ibu empat anak tersebut menyatakan, sama sekali tidak ada praktik penggandaan uang di tempat itu.

Rukoyah hanya melihat proses penangkapan Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng melalui tayangan televisi. Saat penangkapan itu, dirinya berada di barak-barak yang dibangun di sekitar padepokan.

"Saya sudah enam bulan tinggal di sana. Tidak ada yang aneh. Bahkan saya nonton soal penangkapan itu melalui tayangan televisi padahal saya ada di sana," kata dia.

Rukoyah tidak menampik bahwa dirinya pernah melihat tumpukan uang di Padepokan Dimas Kanjeng. Ia pun sempat menyaksikan sekitar 43 karung berisi uang berikut peti-peti besar yang semuanya penuh dengan uang.

Mengenai dugaan penggandaan uang itu, Dedi Mulyadi berpendapat bahwa ada perubahan pola pikir masyarakat yang ingin segalanya serba instan untuk meraih keberhasilan.

"Ingin cepat kaya, pakai jalan instan, imajinasinya jadi macam-macam. Pengin banyak uang di antaranya, tapi enggan berusaha," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com