Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Hiu Paus Kembali Datangi Pantai Botubarani, Warga Gembira

Kompas.com - 07/10/2016, 15:56 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Kawasan pantai Desa Botubarani, Kecamatan Kabilan Bone, Kabupaten Bone Bolango, kembali disinggahi kawanan ikan hiu paus (Rhyncodon typus) setelah beberapa pekan menghilang.

Kehadiran hiu paus kali ini hanya terlihat 2 ekor. Belum diketahui apakah mamalia ini merupakan individu yang sebelumnya ada di sini atau pendatang baru.

“Sudah terlihat 2 ekor hiu paus,” kata Inka Pakaya, warga Desa Botuparani yang rumahnya berada di bibir pantai.

Kedatangan ikan ini disambut gembira warga. Bagi mereka, datangnya hiu paus ini berarti rezeki bagi warga. Mereka bisa menyewakan perahu, membuka warung kopi, dan jasa lainnya.

Para nelayan biasanya memancing kedatangan ikan dengan mengumpan kulit udang di permukaan laut. Aroma kulit udang ini akan tercium hiu paus dan segera menyantapnya hingga tak tersisa.

Di pinggir pantai tersebut, terdapat perusahaan pengolahan ikan, limbahnya yang berupa darah atau potongan kecil bagian udang atau ikan dibuang langsung ke laut melalui pipa. Ini juga yang diduga menjadi pemikat banyak plankton dan mengundang hiu paus ini.

“Kulit udang juga dari perusahaan, biasanya dibuang saja ke laut. Sekarang oleh nelayan dijual kepada wisatawan untuk memberi makan hiu paus. Atraksi memberi makan udang sangat digemari wisatawan yang tidak bisa snorkeling atau menyelam," papar Maruf Lakadjo, suami Inka Pakaya.

Untuk menikmati keindahan ikan raksasa ini, pengunjung tidak perlu jauh dari bibir pantai. Karena pantai di sini berupa tebing curam, sehingga hiu paus bahkan dapat dilihat oleh wisatawan yang hanya duduk di pinggir pantai.

Munculnya hiu paus ini tidak serta merta dapat dinikmati pengunjung. Warga bersama pemerintah desa sepakat untuk menutup sementara aktivitas wisata ini sambil mencari solusi yang tepat memanfaatkan kehadiran hiu paus ini tanpa mengusiknya.

Sebelum ini, wisatawan hiu paus tidak terkontrol, mereka bisa menyelam bersama ikan raksasa sambil memegangi bagian tubuhnya, bahkan ada yang menaiki punggungnya.

Selain itu, masuknya perahu bermesin juga mengganggu ikan ini. Hal itu terlihat sejumlah luka di punggung ikan ini. Demikian juga goresan badan perahu yang mengenai ikan, cat perahu beralih ke badan ikan ini.

Atas dasar pengalaman ini, warga desa sepakat untuk memikirkan kelangsungan wisata hiu paus tanpa mengusik ikannya. Dengan demikian, mereka berharap ikan raksasa ini betah di belakang kampung mereka.

“Sekarang kalau ingin melihat hiu paus cukup dari pantai dulu,” kata Maruf Lakadjo.

Hal senada diucapkan Cecep Naway, warga desa setempat yang menawarkan jasa selam dan snorkeling.

Cecep mengatakan, warga dan aparat desa akan duduk bersama untuk membahas kemunculan hiu paus, karena pengelolaan wisata yang sebelumnya dianggap gagal. Masih banyak kekurangan yang membuat hiu paus tidak nyaman lagi di Botubarani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com