Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Batik Festival, Siswa SD di Banyuwangi Ikut Lomba Membatik

Kompas.com - 06/10/2016, 15:59 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Menjelang Banyuwangi Batik Festval yang akan digelar akhir pekan ini, ratusan siswa SD mengikuti lomba membatik di Taman Blambangan Banyuwangi, Kamis (6/10/2016).

Mereka membatik kain putih motif Sekar Jagat dengan menggunakan malam cair yang diletakkan di atas kompor kecil.

"Malamnya panas," celetuk Ines, siswa kelas 4 SDN 1 Jajag saat mencelupkan cantingnya ke dalam cairan malam yang panas.

Agar tidak mengenai kulit, Ines meletakkan kertas di pangkuannya. Kepada Kompas.com, Ines menunjukkan cara membatik, yaitu memasukkan alat canting ke malam, kemudian ditiup dan dioleskan ke kertas untuk menghilangkan cairan malam yang tidak digunakan. Baru kemudian diaplikasikan ke kain mengikuti motif yang sudah dibuat.

"Kalau nggak ditiup atau nggak dioleskan ke kertas gini nanti lubangnya buntu terus, malamnya nggak keluar sempurna," jelasnya.

Ines mengaku, sebelum mengikuti lomba membatik, ia dan kelima rekan lainnya diajak oleh gurunya ke sanggar batik dan diajari proses membatik mulai membuat pola sampai mewarnai.

"Awalnya susah soalnya malamnya kan panas. Tapi ada tekniknya. Ini gampang kok. Menyenangkan kayak orang gambar," katanya.

Sama halnya dengan Frio Setyawan, siswa SDN 1 Kampunganyar, Kecamatan Glagah. Siswa kelas empat tersebut terlihat luwes menorehkan lilin di kain putih miliknya yang sudah dilukis dengan motif Sekar Jagad.

Dibandingkan dengan rekan-rekan lainnya, Frio terlihat lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya.

"Saya kan suka menggambar, jadi ya cepat saja. Nggak susah," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo kepada Kompas.com menjelaskan, lomba membatik ini sebagai upaya untuk melestarikan batik. Selain itu, untuk menumbuhkan generasi pembatik Kabupaten Banyuwangi.

"Jadi lewat lomba ini kita berusaha membentuk karakter untuk berkreativitas. Anak-anak SD ini sebagai embrio wirausaha masa depan,” jelasnya.

Hary mengatakan, sudah banyak sekolah yang memasukkan teknik membatik sebagai salah satu pilihan ektra kurikulernya. Bahkan di Banyuwangi telah memiliki SMK yang menyediakan jurusan membatik.

Motif batik di Banyuwangi sendiri juga semakin bertambah dan mengalami peningkatan kualitas. Hary menyebut, peningkatan itu juga memberikan dampak bagi sektor ekonomi kreatif masyarakat.

"Semula hanya ada 9 IKM (industri kecil menengah), sekarang kurang lebih sudah ada 30-40. Batik kita juga dulu hanya ada 22 motif, sekarang sudah ada 62. Yang jelas meningkat banget, peminatnya bukan hanya masyarakat kita tapi juga dari luar daerah," pungkas Hary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com