Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berwisata Sambil Menyusuri Jejak-jejak Peninggalan Perang Dunia II di Morotai

Kompas.com - 02/10/2016, 13:08 WIB
Yamin Abdul Hasan

Penulis

TERNATE,KOMPAS.com - Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terluar di Indonsia yang terletak di kepulauan Halmahera Provinsi Maluku Utara, dengan luas 1.800 m2, berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik dan Filipina. Pulau ini dinilai sangat strategis oleh Jepang untuk menghadapi sekutu.

Jepang mendarat di Morotai tahun 1942. Mereka membawa satu batalyon dan membangun lapangan terbang untuk kepentingan militer dan menempatkan kapal perangnya di wilayah Halmahera.

Pulau Morotai dan kawasan lapangan terbang Morotai tercatat dalam episode “Battle of Morotai” sebagai bagian dari perang pasifik setelah Amerika Serikat dan sekutunya mengalahkan Jepang. Morotai kemudian diduduki dengan ditempatkannya 40.105 pasukan Angkatan Darat dan 16.913 pasukan Angkatan Udara AS.

Tiga landasan dibangun sebagai lapangan udara yang dapat menampung 253 pesawat tempur AS di antaranya 174 pesawat pembom. Bukti-bukti sejarah peninggalan perang dunia II itu kini tinggal puing-puing.

Sejumlah peralatan perang mulai dari topi baja, peralatan makan, senjata, granat, mortir, peluru hingga mobil tank kini disimpan dalam Museum Perang Dunia II di Morotai. Peralatan makan dan perang tentara sekutu dan Jepang ditemukan di beberapa lokasi di Morotai dan sebagian besar di antaranya ditemukan dan dikumpulkan seorang pemerhati sejarah yaitu Muhlis Eso.

Terakhir ditemukan yaitu sebuah bom seberat 250 kilogram dengan panjang 135 sentimeter pada Februari 2016 di ladang pasir Desa Joubelah Kecamatan Morotai Selatan.

"Bom itu merupakan peninggalan tentara sekutu Amerika pada tahun 1944 dan telah disepakati untuk tidak dipindahkan karena akan dijadikan wisata sejarah," kata Muhlis.

Patung Jenderal Douglas McArthur

Di Pulau Zum-Zum di Kabupaten Morotai dibangun sebuah patung Jenderal Douglas McArthur, panglima divisi VII Amerika Serikat yang mendarat di Morotai pada 15 September 1944. Jenderal Douglas McArthur memilih Morotai sebagai pembuktian atas ucapannya “I Shall Return” ketika akan melarikan diri ke Australia.

Jenderal Douglas McArthur kemudian menjadi Komandan Pasukan sekutu wilayah Pasifik Barat Daya tahun 1942-1945. AS dan sekutunya menilai Morotai dan sekutunya sebagai markas dan tempat konsolidasi pasukannya yang sangat strategis sekaligus untuk melancarkan serangan balasan terhadap Jepang di Filipina dan Korea.

Pulau Zum-Zum kini dijadikan sebagai salah satu lokasi destinasi wisata di Morotai. (Baca: Morotai, Pesona Dunia nan Rapuh)

Air Kaca

Tak jauh dari pusat kota Morotai, kita akan menemukan wisata Air Kaca. Wisata ini adalah sebuah mulut gua yang di dalamnya terdapat air yang sangat bening. Masyarakat setempat memberi namanya Air Kaca karena airnya bersih dan bening layaknya kaca.

Wisata Air Kaca ini dulunya digunakan oleh tentara sekutu untuk keperluan mandi maupun kebutuhan hidup sehari-hari seperti memasak maupun mencuci.

KOMPAS.com/YAMIN ABD HASAN Wisata Air Kaca yang digunakan tentara sekutu Amerika dan Australia untuk mamndi dan keperluan hidup sehari-hari

Tank Amphibi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com