Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pesisir di Kupang Terkena Penyakit Aneh, Diduga Dampak Tumpahan Minyak

Kompas.com - 01/10/2016, 21:02 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanone, mengatakan bahwa sejumlah warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menderita penyakit aneh akibat penggunaan bubuk kimia beracun oleh Pemerintah Australia dalam menenggelamkan tumpahan minyak Montara di Laut Timor.

Menurut Ferdi, penyakit aneh yang diderita warga, khususnya beberapa orang nelayan di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, itu berupa gatal-gatal di sekujur tubuh.

“Penyakit aneh ini tidak pernah dialami oleh masyarakat sebelum terjadi petaka tumpahan minyak Montara tahun 2009 silam. Namun, setelah 2010 hingga 2012, penyakit itu muncul hingga saat ini,” kata Ferdi kepada Kompas.com, Sabtu (1/10/2016) petang.

Ferdi menuding Pemerintah Australia menggunakan bubuk kimia beracun Dispersant jenis Corexit 9500 dan 9572 A, yang digunakan untuk menenggelamkan tumpahan minyak Montara di Laut Timor sejak 2009 lalu.

“Jenis Dispersant ini telah dilarang penggunaannya di 60 negara di dunia, karena menimbulkan akibat fatal terhadap manusia, di antaranya penyakit gatal-gatal, rasa mual, pendarahan, buta, lemah syaraf,” ujar Ferdi.

Karena itu, kata Ferdi, penyelidikan secara intensif harus dilakukan oleh semua pihak terhadap dampak tumpahan minyak Montara terhadap kesehatan manusia.

Terkait hal itu, seorang Nelayan di Kelapa Lima, Mustafa, mengatakan bahwa penyakit aneh yang menimpa rekan nelayannya berupa gatal-gatal di sekujur tubuh dan bisul di bagian leher.

Badan para nelayan menjadi gatal ketika kena air laut, saat mencari ikan di Laut Timor.

“Kita mengharapkan agar pemerintah daerah sampai pusat bisa mencari jalan keluar karena dampak air laut yang tercemar zat beracun ini bisa membahayakan kami para nelayan,” kata dia.

Menurut dia, akibat kejadian ini, nelayan mengalami dua kali kerugian, yakni pendapatan menjadi berkurang karena jumlah ikan mulai menurun dan kesehatan mereka terganggu sehingga kerja menjadi tidak maksimal.

Sebelumya diberitakan, sejumlah nelayan asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melihat pesawat Australia terbang rendah di atas Laut Timor, NTT, sambil menyemprotkan barang cair di atas gumpalan minyak akibat meledaknya kilang minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor pada 21 Agustus 2009 lalu.

Muhammad Hatta, koordinator nelayan asal Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, kepada Kompas.com, Senin (22/8/2016), mengaku bahwa sepekan setelah kasus meledaknya kilang minyak tersebut, ia beberapa kali melihat pesawat milik Australia berwarna merah menyemprotkan cairan di atas Laut Timor.

"Saat itu kami berada di titik koordinat 124 derajat Bujur Timur dan 35 derajat Lintang Selatan di sekitar perairan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Kami melihat ada pesawat dari Australia menyemprotkan cairan di atas gumpalan minyak di wilayah perairan Kolbano tersebut," kata Hatta.

Menurut Hatta, kegiatan kapal asal Australia dengan menyemprotkan benda cair berwarna putih di Laut Timor itu berlangsung lebih kurang sepekan lamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com