Anak TKI di Sarawak Ikut Kompetisi Sains dan Seni Pelajar

SARAWAK, KOMPAS.com - Sebanyak 62 orang pelajar dari 16 pusat komunitas belajar (CLC) di Sarawak, Malaysia mengikuti kompetisi sains dan seni (KS2) 30 September 2106 hingga 1 Oktober 2016.

Kompetisi ini digelar di Ladang Tiga Sarawak Plantation Berhad (SPB) Miri, Sarawak, Malaysia Timur.

Para peserta yang adalah anak-anak para buruh migran Indonesia tersebut akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di bidang sains dan seni.

Baca: Mengunjungi Sekolah untuk Anak TKI Sawit di Sarawak, Malaysia

Konsul Jenderal KJRI Kuching, Jahar Gultom mengatakan bidang-bidang yang dilombakan dalam kompetisi tersebut adalah menyanyi, menari, melukis, pidato bahasa Indonesia, story telling, olimpiade matematika, olimpiade sains dan presentasi hasil eksperimen.

"Nantinya para pemenang dari kompetisi tersebut akan di kirim ke Johor Bahru sebagai delegasi CLC wilayah Sarawak dalam program KS2 antar pelajar Indonesia se-Malaysia 2016 pada 21-23 Oktober 2016," ujar Jahar, Sabtu (1/10/2016).

Program Kompetisi Sains dan seni se-Malaysia untuk anak-anak TKI ini pertama kali diselenggarakan di Kuala Lumpur pada 2015 dan diikuti sebanyak 80 pelajar.

"Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyiapkan pelajar Indonesia untuk berani berkompetisi di tingkat nasional dan internasional, menggali kemampuan, meningkatkan daya analisis dan kreativitas di bidang sains dan seni, serta mengembangkan sikap kompetitif dalam jiwa pelajar yang berwawasan global," papar Jahar. 

Jahar menambahkan, delegasi CLC Sarawak tahun lalu meraih satu medali perunggu dari kompetisi bidang matematika.

Baca: Meniti Mimpi Anak Buruh Migran Indonesia untuk Bersekolah

Tahun ini kompetisi KS2 akan diikuti para pelajar dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Pusat Pendidikan Indonesia Johor Bahru, CLC wilayah Sabah, CLC Sarawak, sekolah Indonesia di Singapura dàn sebuah sekolah swasta dari Batam.

Selain program KS2 wilayah Sarawak, papar Jahar, pada Minggu (2/10/2016) akan dilangsungkan kegiatan Ujian Nasional Paket A tahun ajaran 2016 yang diikuti sebanyak 56 peserta.

Ujian ini rutin diselenggarakan setiap tahun bagi pelajar CLC yang duduk di kelas 6 dengan tujuan agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke SMP.

"Untuk tahun ini, pesertanya tidak hanya pelajar kelas enam saja, melainkan terbuka bagi warga Indonesia yang kebetulan belum memiliki ijazah sekolah dasar (SD) atau bagi mereka yang telah memiliki namun hilang atau rusak," ucap Jahar