Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kericuhan di PON 2016, Polda Jabar Bilang "Coba Tanya Pomdam"

Kompas.com - 20/09/2016, 17:24 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kerusuhan yang melibatkan anggota TNI dan suporter di arena polo air dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat terus menjadi perbincangan.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum mendapat pengaduan soal peristiwa tersebut.

"Coba tanya ke Pendam. Enggak ada laporan sampai saat ini," kata Yusri saat dihubungi via telepon seluler, Selasa (20/9/2016).

Yusri menjelaskan, dalam kasus yang melibatkan anggota TNI pihak kepolisian tak berwenang mengambil tindakan.

"Kalau mau lapor harusnya ke Pomdam, bukan ke polisi. Enggak mungkin tentara kami jadikan tersangka, itu tugasnya Pomdam, ucapnya.

"Yang jelas ke Polda tidak ada laporan. Karena di Polda enggak ada, kalau memang yang dianggap melakukan itu anggota TNI sudah pasti melapor ke Pomdam. Secara jalur tidak memungkinkan," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, kerusuhan terjadi dalam ajang PON Jabar ketika tim polo air Jawa Barat bertemu dengan Sulawesi Selatan pada fase semifinal yang digelar di arena polo air kawasan olahraga Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (20/9/2016).

(Baca juga: Video Kericuhan Pertandingan Polo Air PON 2016 Jadi Viral di Media Sosial)

Pada saat bersamaan, atlet dari DKI Jakarta pun turut hadir menyaksikan pertandingan. Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Hadi Prasojo mengatakan, kejadian bermula ketika salah seorang suporter dari DKI Jakarta melemparkan botol minuman hingga mengenai kepala petugas keamanan. Tak terima dengan perlakuan itu, anggota TNI terpancing emosi hingga terjadi aksi saling lempar pukulan.

"Itu penonton DKI Jakarta (yang melempar botol) ada videonya awal mula, yang memulai DKI Jakarta. Jadi dari atas lempar-lempar botol kena pihak kepolisian. Habis kena pihak kepolisian maka pihak keamanan dari luar ngomong jangan lempar-lempar, akhirnya lempar juga. Karena emosi, anak-anak terpancing. Jadi terpancing emosi ini awal mula permasalahannya," tutur Hadi.

Hadi mengaku telah mengantongi identitas petugas yang terlibat dan sudah memberi sanksi berupa teguran.

"Sudah yang terlibat sudah ada, kita adakan teguran, selanjutnya kita usut tuntas. Kita cari agar ke depannya tidak ada lagi. Nanti yang menyelesaikan pihak kepolisian. Jadi sesuai aturan berlaku kita selesaikan baik-baik," ungkap Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com