Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal di Kolong Rumah, Pemuda Ini Berjuang Melawan Kanker Tanpa Perawatan Dokter

Kompas.com - 14/09/2016, 12:25 WIB
Junaedi

Penulis

PINRANG, KOMPAS.com - Sudah hampir sebulan, Andy alias Using (30), pemuda sebatang kara yang diduga terserang kanker ganas di dadanya ini hanya bisa terbaring seorang diri di kolong rumah warga.

Serangan kanker yang menggerogoti badannya menyebakan dadanya kini berlubang dan terus mengeluarkan nanah.

Using hanya bisa duduk bersandar di kursi tua siang dan malam untuk melawan rasa sakit tanpa penanganan dokter. Dia kerap terpaksa membuang kotorannya sendiri di tempat tidur karena tak mampu lagi berjalan ke kloset hanya sekadar untuk buang kotoran.

Meski membutuhkan pertolongan agar ia sembuh, namun Using menolak dibawa ke rumah sakit karena alasan biaya. Pemilik rumah dan sanak tetangga yang prihatin dengan kondisi Using kerap mengajaknya naik ke rumah, namun ditolak dengan alasan tak ingin merepotkan orang lain.

Anang, pemilik rumah menjelaskan, Using sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari karena melawan rasa sakit akibat serangan kanker di badannya.

“Kasihan, tempo hari tak sadarkan diri beberapa hari mungkin karena kesakitan luar biasa sampai ia buang kotoran di tempat tidur dalam keadaan tak sadarkan diri. Saya sudah hubungi keluarga dan orangtuanya di Malaysia, tapi dia juga sudah tua dan sudah lama sakit-sakitan,” ujar Anang.

Using, warga Jalan Pendidikan SD 251, Dusun Madimeng, Kelurahan Mamminasae, Pinrang, Sulawesi Selatan, yang memiliki KTP Nunukan ini diketahui warga sudah lebih dari setahun kembali ke kampung halamannya di Madimeng.

Ayah Andy diketahui sudah lama meniggal dunia sejak ia masih balita. Sementara ibunya telah merantau ke Malaysia sejak belasan tahun lalu dan kini kondisinya sudah tua dan sakit-sakit.

Sejak kembali ke kampung halamannya setahun terakhir, Using dikenal pendiam dan memiliki keterampilan pertukangan kayu dan batu. Dia juga sering menolong warga secara sukarela.

Berkat ketulusan Using menolong sanak tetangga itulah yang membuat banyak warga dan tetangga bersimpati kepadanya. Mereka berbondong-bondong datang menjenguk Using yang sedang terbaring di tempat tidurnya.

Mereka menjenguk sambil membawa makanan atau ke kue apa saja agar Using bisa makan untuk membantu memulihkan kondisi fisiknya yang terus menurun.

“Selama ini biasa jadi buruh bangunan kalau ada yang panggil. Dia orangnya pendiam, santun dan banyak menolong warga secara sukarela,” tutur Ati, salah satu tetangga Using.

Ati mengaku prihatin dengan kondisi kesehatan Using. Namun ia tak isa berbuat banyak untuk menyembuhkan penyakit yang diderita Using. Ia dan warga lainnya kini bingung. Mereka hendak membawa Using ke puskesmas atau rumah sakit agar bisa sembuh, namun yang bersangkutan tak mengantongi kartu BPJS. Membawa ke dokter ahli jelas biayanya bisa lebih besar.

Using yang diketahui sejak kecil merantau ke Nunukan dan ikut bersama keluarganya dengan harapan kelak bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik, pulang ke kampung halamannya di Pinrang hanya mengantongi selembar KTP Nunukan tanpa kartu BPJS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com