Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2016, 07:10 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Bupati Nganjuk, Jawa Timur, Taufiqurahman, disebut menerima uang Rp 500 juta dari korupsi pengadaan kain batik dari APBD 2015.

Dia juga disebut jaksa memiliki inisiatif pengadaan barang senilai lebih dari Rp 6 miliar itu.

Fakta itu diungkap jaksa Kejari Nganjuk Eko Baroto dalam dakwaannya di sidang perdana kasus tersebut di pengadilan tindak pidana korupsi Surabaya, Kamis (8/9/2016).

Dalam perkara tersebut, mantan Sekda Nganjuk, Masduqi, duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa. Saat itu, selaku Sekda, dia otomatis menjabat ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah, dan mendapatkan uang Rp 20 juta dari pembagian hasil korupsi.

"Bupati Nganjuk memerintahkan Bambang Eko Suharto selaku kepala Bappeda yang juga sebagai sekretaris TAPD agar menyisipkan anggaran belanja kain batik ke dalam APBD 2015," kata Eko.

Berdasarkan perintah Bupati, maka terdakwa bersama Bambang Eko memasukkan atau menyisipkan alokasi anggaran belanja pakaian batik tradisional sebesar Rp 6,2 miliar dalam APBD 2015, serta mendapat pengesahan DPRD Nganjuk.

Dalam kasus tersebut, juga duduk sebagai terdakwa, Sunartoyo selaku Dirut PT Delta Inti Sejahtera, pihak yang melaksanakan pengadaan. 

Dari nilai kontrak sebesar Rp 6 miliar lebih, sekitar Rp 3,2 miliar diduga dibagi-bagi untuk rekanan dan pejabat.

Mursid Murdiantoro, kuasa hukum terdakwa Masduqi, berjanji akan membeberkan bukti dalam sidang selanjutnya bahwa kliennya hanyalah korban.

"Kita sudah punya buktinya, nanti saya beber di sidang selanjutnya," jelas Mursid.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com