Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aptindo: Minim Riset Membuat Budidaya Gandum Sulit Dilakukan di Indonesia

Kompas.com - 09/09/2016, 06:37 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Gandum memang bukan tanaman asli Indonesia. Kendati termasuk tanaman subtropis, namun gandum minim dibudidayakan di Indonesia.

Bahkan, Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu negara pengimpor gandum terbesar di dunia.

Lantas kenapa gandum tidak dibudidayakan di Indonesia? Ternyata memembudidayakan tanaman gandum di Indonesia bukanlah perkara mudah. Selain habit petani kita yang hanya terbiasa menanam padi, jagung dan kedelai, permasalahan lainnya adalah terletak pada riset. Minim sekali riset mengenai budidaya tanaman gandum di Indonesia.

"Gandum memang sudah menjadi bahan pangan alternatif, tetapi riset tanaman gandum belum banyak," kata Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang di sela menghadiri panen gandum di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), di Dusun Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Kamis (8/9/2016) siang.

Tanaman gandum yang ditanam pada lahan seluas dua hektar dipanen secara simbolis dalam acara "Festival Panen Gandum". Kegiatannya sendiri diawali dengan prosesi kirab gunungan hasil bumi berupa buah dan sayur oleh mahasiswa FPB.

Menurut pria yang akrab disapa Franky ini, Indonesia ternyata mempunyai rekam jejak dalam budidaya tanaman gandum ini. Pada mulanya, pada tahun 70-an, pemerintah mulai memperkenalkan gandum sebagai bahan pangan alternatif. Bahkan Bulog sekitar tahun 1980-an sudah mulai mencoba mengembangkan dan membudidayakan tanaman gandum ini di wilayah Jawa Timur.

Namun upaya "membumikan" gandum pada waktu itu gagal. Hal ini semakin diperparah dengan keengganan ilmuwan atau perguruan tinggi melakukan penelitian tentang gandum ini.

Sekitar tahun 2000, pihaknya berkesempatan menggandeng UKSW dan sejumlah perguruan tinggi untuk melakukan riset tentang gandum. Harapan mulai ada, setelah gandum bisa tumbuh dan dibudidayakan. Namun diakuinya, budidaya gandum di dunia pertanian di Indonesia masih sulit untuk populer.

"Hanya tinggal UKSW saja, satu-satunya perguruan tinggi yang masih konsisten untuk melakukan riset tentang tanaman gandum," tandasnya.

Pengimpor terbesar di dunia

Aptindo saat ini mencatat Indonesia menjadi negara pengimpor gandum terbesar dan semua terserap untuk industri tepung. Pada tahun 2015, impor gandum Indonesia mencapai 7,4 juta ton per tahun.

"Untuk tahun ini hingga semester pertama impor gandum kita telah mencapai 5,4 juta ton," imbuhnya.

Kondisi ini, lanjut dia, terjadi karena gandum masih sulit dibudidayakan di Indonesia. Tidak ada riset dan penelitian yang menunjang pembudidayaan gandum agar cocok untuk ditanam di Indonesia.

"Tidak mungkin juga kita nyuruh-nyuruh petani menanam gandum besar-besaran jika benihnya saja kita belum punya," kata Franky.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) UKSW, Bistok Hasiholan Simanjuntak mengatakan, sejak tahun 2000, pihaknya bekerja sama dengan PT Bogasari untuk meneliti dan membudidayakan tanaman gandum varietas dewata di kebun Salaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com