Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Amfoang Sebut Ada yang "Memproyekkan" soal Batas RI-Timor Leste

Kompas.com - 08/09/2016, 17:34 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Robby Manoh, tokoh adat yang juga adalah Raja Amfoang, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menuding persoalan batas negara di Desa Naktuka antara Indonesia dan Timor Leste sengaja diproyekkan oleh pihak kementerian terkait.

Hal itu disampaikan Robby Manoh kepada sejumlah wartawan di sela-sela kegiatan rapat fasilitasi tokoh adat di batas wilayah negara dan kawasan perbatasan yang digelar di aula susteran Kelurahan Camplong, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Kamis (8/9/2016).

Menurut Robby, pertemuan yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri dan Dalam Negeri terkait masalah batas ini sudah dilakukan ratusan kali, namun hingga kita belum diselesaikan hingga tuntas.

“Pertemuan ini sudah berulangkali digelar dan saya ini masuk ke tim pusat sejak tahun 2002 tentang masalah perbatasan tapi sampai hari ini tetap saja tidak ada hasil. Dokumennya sudah kita kasih ke republik ini sejak tahun 2002 di Cibinong tiap kali pihak dari pusat datang ambil data,” kata Robby.

“Saya pikir masalah ini diproyekkan, karena kalau masalah perbatasan ini cepat selesai, tentu mereka tidak akan dapat surat perintah perjalanan dinas (SPPD) datang ke sini tiap hari. Kita ada pernyataan sebentar dan kita akan laporkan langsung kepada Presiden sehingga bisa pecat orang ini yakni mulai dari Dirjen hingga turun ke bawah,”sambungnya.

Robby menilai, peran negara dalam menyelesaikan persoalan batas ini tidak jelas, karena buktinya sampai hari ini pertemuan membahas hal yang sama mengenai data-data itu.

“Sampai hari ini apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintah pusat. Orang sudah jelas-jelas masuk ke wilayah kita, tapi masih terus rapat seperti ini. Sudah ratusan kali kita rapat seperti ini tapi hasilnya tidak pernah kita dapatkan,”ujarnya.

Ia pun berharap, inti dari pertemuan ini sebenarnya warga di perbatasan menanyakan penyelesaikan persoalan ini sudah sampai di mana bukan hanya membicarakan data.

“Sudah 14 tahun tetapi tidak pernah menyampaikan kepada masyarakat sudah sejauh mana pemerintah republik ini mengurus perbatasan,”kata Robby.

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 65 Kepala keluarga (KK) asal Negara Timor Leste nekat membangun rumah di wilayah yang disengketakan dengan Indonesia.

Mereka membangun rumah di Naktuka yang merupakan perbatasan antara Distrik Oekusi, Timor Leste dengan Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal itu membuat warga Indonesia yang bermukim di wilayah Kecamatan Amfoang Timur, menjadi resah dan menginginkan agar pemerintah kedua negara segera menyelesaikan persoalan itu.

Baca: Warga Timor Leste yang Bangun Rumah di Wilayah Sengketa Terus Bertambah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com