MAGELANG, KOMPAS.com - Sepuluh pejabat Kepala Staf Angkatan Udara se-ASEAN sepakat menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penangangan segala bentuk bencana alam di wilayah ASEAN.
Kesepakatan tersebut telah dibuat dan dibahas dalam ASEAN Air Chief Conference (AACC) ke-13 tahun 2016 yang dipusatkan di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, 5-8 September 2016.
"Hasil konferensi tersusun SOP bagaimana menangani bencana kemanusiaan seperti gunung meletus, banjir, badai di wilayah ASEAN," kata Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja, di sela kunjungannya di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/9/2016).
Kesepuluh pemimpin Angkatan Udara tersebut antara lain dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan tuan rumah Indonesia.
Hadiyan menjelaskan, SOP tersebut akan memberikan petunjuk bagaimana negara-negara ASEAN merespons ketika terjadi bencana alam.
"Di mana un bisa terjadi (bencana). Dengan SOP ini memberi petunjuk bagaimana kita meresponsnya, saling memberikan bantuan, misalnya menyiapkan sarana, pesawat, pasukan dan bantuan lainnya," jelasnya.
Dia menyebut, di setiap negara di ASEAN memiliki potensi terjadi bencana alam maupun bencana kemanusiaan lainnya. Di Indonesia berpotensi terjadi bencana gunung meletus, banjir hingga tanah longsor. Sementara di Filipina dan Thailand kerap terjadi bencana badai taifun, begitu juga dengan negara anggota ASEAN lainnya.
AACC merupakan forum konsolidasi dan koordinasi teknis yang melibatkan para pejabat Kepala Staf Angkatan Udara se-ASEAN setiap tahun.
Tahun 2016, AACC ke-13 diselenggarakan di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta. Tahun depan kegiatan serupa akan dihelat di Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.