Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rute Kapal Nunukan-Tawau Sepi, Diduga karena TKI Bebas Lewat Jalur Tikus

Kompas.com - 07/09/2016, 09:49 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah awak kapal yang melayani rute Nunukan-Tawau Malaysia di Pelabuhan Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengaku sepi penumpang hampir setahun terakhir. Saking sepinya, armada mereka bahkan terpaksa tidak beroperasi untuk menekan biaya operasional.

“Kadang jalan kadang tidak karena sepi penumpang. Paling kami oper saja penumpang,” ujar Acok, salah satu ABK kapal, Rabu (7/9/2016).

Kasubsi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Suwardi mengatakan, saking sepinya penumpang, kapal reguler Nunukan-Tawau lebih sering memuat penumpang kurang dari 10 orang. Padahal untuk mengembalikan biaya operasional dalam sekali jalan, kapal minimal membutuhkan 30 penumpang.

”Kalau memuat 30 penumpang, itu baru (menutupi biaya) operasionalnya. Biasanya kembali dari Tawau bawa berapa penumpang, itu kelebihannya,” ujarnya.

Sepinya penumpang kapal resmi Nunukan–Tawau, menurut Suwardi, terjadi karena para TKI leluasa pergi pulang dari Tawau, Malaysia, melalui jalur tikus di Sebatik.

Ribuan TKI disinyalir melewati jalur tikus tersebut karena tidak memiliki dokumen. Sebagian TKI memiliki dokumen resmi, tetapi saat pulang kampung tidak melalui jalur imigrasi sehingga paspor mereka tidak distempel Imigrasi Tawau, Malaysia. Oleh karena itu, untuk kembali ke Malaysia, mereka kembali melewati jalur tikus.

“Mereka rata-rata orang kita ini ada yang (pakai) surat cuti. (Pakai) surat cuti, ndak bisa kembali ke Malaysia melalui jalur resmi,” imbuh Suwardi.

Dari perhitungan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Nunukan, kapal swasta yang melayani penumpang rute Nunukan–Sulawesi sebanyak dua kapal, dan dari Pelni dua kapal. Dalam seminggu, kapal mengangkut penumpang dari luar kota. Jumlahnya lebih dari 3.000 orang, dan mereka naik turun di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan.

“Setahun terakhir memang agak sepi. Empat kapal setiap minggu rata-rata membawa penumpang hanya 800 orang,” ujar Suwardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com