Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Diperdagangkan, 4.380 Telur Penyu Sitaan Dikembalikan ke Dalam Pasir

Kompas.com - 02/09/2016, 10:35 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sebanyak 4.380 telur penyu yang disita dari pedagang dikembalikan ke dalam pasir di Pulau Bilang-bilangan, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Pulau Bilang-bilangan merupakan salah satu pulau di perairan Berau yang menjadi tempat favorit penyu bertelur.

Ribuan telur penyu itu merupakan barang sitaan dari WS, yang hampir menjualnya ke pasar lokal dan internasional.

"Menanam itu mengembalikannnya ke dalam pasir, tempat dia menetas nantinya. Selesai ditanam semua tadi malam," kata Kepala Satuan Kerja Balikpapan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, Ricky, Jumat (2/9/2016).

Ia mengatakan, pemerintah dan masyarakat luas masih mengharapkan telur itu bisa diselamatkan dan menetas pada saatnya nanti.

Karena itu, mereka mengupayakan segera mengembalikan ribuan telur itu ke alam karena masih ada peluang untuk menetaskannya.

Telur sebenarnya telah mengalami kekurangan nutrisi saat diletakkan di udara bebas dan hanya dibungkus dalam plastik oleh para penyelundup.

Nutrisi bagi telur penyu hanya ada di dalam pasir ketika sang induk meletakkan telur dan memberi nutrisi atau makanan bagi telur di dalam liang itu.

"Tapi peluangnya (menetas) tetap ada," kata Ricky.

Petugas BPSPL beserta aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Berau, Badan Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur, dan Profauna Borneo memilah telur yang baik dan berpeluang menetas di antara ribuan telur itu. Total ada sekitar 3.100 butir telur yang diperkirakan masih baik.

Telur-telur itu kemudian dibenamkan ke dalam pasir di Pulau Bilang-Bilangan. Jaraknya sekitar tujuh jam dengan menggunakan perahu cepat dari Berau.

Tim memasukkan 50 hingga 80 butir telur dalam tiap lubang sedalam setengah meter sebagai sarang. Setidaknya sampai 32 sarang baru. Biasanya, terdapat 80-120 butir telur dalam sarang alami.

"Yang kondisinya sudah tidak baik kita tanam dalam lubang besar," kata Ricky.

Kerusakan terbesar adalah karena ada jeda waktu yang panjang sejak dikeluarkan dari sarang alaminya. Kehangatan pasir dan lubang alaminya biasanya masih mengandung nutrisi bagi telur.

"Persoalan utama sekarang adalah bagaimana segera diselamatkan dulu," ujar Ricky.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com