Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Pelaku Teror Bom di Medan Sedih Lihat Anaknya Berbadan Lemah seperti Tape

Kompas.com - 31/08/2016, 08:50 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Orangtua IAH (18), pelaku percobaan bom bunuh diri dan serangan terhadap pastor di Medan, merasa sedih terhadap kondisi anaknya yang ditahan di Markas Polresta Medan.

Ayah dan ibu IAH mendatangi Mapolresta Medan, Selasa (30/8/2016), untuk memenuhi panggilan penyidik.

Ayah IAH, Makmur Hasugian, merupakan advokat yang sering beracara di Pengadilan Negeri Medan dan bertindak sebagai kuasa hukum bagi IAH.

"Saya yang menjadi kuasa hukumnya. Saya sudah menganjurkan anak saya untuk memberikan keterangan yang jelas dan benar supaya orang yang menyuruhnya ditangkap," kata Makmur di Mapolresta Medan, Selasa.

Berangkat dari kejadian yang menimpa anak ketiganya, pengacara senior itu meminta pengawasan dunia siber diperketat.

Dia tidak ingin anak-anak lain mendapat pengaruh negatif dari dunia maya ini meski tetap ada sisi positifnya.

"IAH itu hobinya (main) internet. Bagaimana supaya internet itu bisa berdampak positif, bisa kita pantau kalau ada niat-niat jahat di dalamnya," kata dia.

Makmur mengatakan, penyidik memanggilnya dan meminta akta kelahiran anaknya untuk memastikan bahwa IAH masih di bawah umur.

Sedih

Makmur sangat sedih ketika melihat kondisi anaknya selama di tahanan.

"Badannya sudah kayak tape (tapai), lembek. Kasihan kali, tak tega saya menengoknya. Sebagai orangtua, apalah artinya saya ini ayahnya," ujarnya.

Ada kebiasaan yang membuat Makmur selalu mengingat anaknya, yaitu menunggu sang anak pulang menunaikan shalat isya di masjid. Setiap malam, dia masih duduk di kursi teras rumah menunggui anaknya tersebut.

"Tadi malam saya menangis. Kok, IAH belum pulang? Saya duduk di teras menungguinya, kalau belum pulang, belum saya kunci pagar," ucapnya dengan muka sendu.

Ia merasa anak bungsunya merupakan bukan otak kejahatan, melainkan korban dari orang-orang yang memengaruhi dan mengajarinya.

Dia mengecam pelaku yang mencuci otak anaknya, memberi harapan dan janji sehingga anaknya menurut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com