Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin dengan Vandalisme, Pelajar Magelang Buat Aksi Mural di Sekolah

Kompas.com - 30/08/2016, 15:29 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Merasa prihatin dengan maraknya vandalisme, para pelajar ini terinspirasi untuk menggelar aksi mural di SMA Tarakanita Kota Magelang, Jawa Tengah. Aksi mural diikuti oleh belasan pelajar dari berbagai SMA di Kota Sejuta Bunga ini.

Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Mereka terlihat antusias menuangkan ide gambar meski hanya di atas permukaan tripek serta menggunakan cat semprot berbagai warna, ada yang menggambar wajah manusia, gedung, seni tulisan, dan lain sebagainya.

Lingga, salah satu pelajar dari SMA Tarakanita Magelang, mengatakan bahwa banyak anak muda di Kota Magelang maupun di kota-kota lainnya yang sebenarnya memiliki bakat menggambar seperti mural ini.

Namun, mereka seringkali tidak memiliki media menggambar yang tepat untuk menyalurkan bakat tersebut. Alhasil, ada sebagian dari mereka yang melakukan aksi corat-coret di tempat-tempat umum secara diam-diam atau dikenal dengan vandalisme. Tidak dipungkiri, katanya, aksi ini membawa dampak buruk bagi lingkungan.

"Vandalisme biasanya ada di tembok-tembok fasilitas umum atau milik warga, pemandangan jadi kotor, tidak sedap dipandang. Biasanya mereka (pelaku) beraksi malam hari," kata siswa kelas X-2 itu, Selasa (30/8/2016).

Karenanya, aksi mural ini dinilai bagus untuk mewadahi para remaja yang gemar menggambar di dinding. Ide-ide kreatif mereka tersalurkan dengan baik dan benar.

Menurut dia, mural yang diperlihatkan para pelajar itu tidak sekadar gambar tanpa makna. Ada pesan-pesan moral yang ingin sampaikan melalui gambar nan arstistik itu.

Misalnya, pesan peringatan global warming, yang terlihat pada gambar kepala manusia yang memakai topi bertuliskan "Waste". Ada juga yang mencoba membuat tulisan artistik berbunyi HUT ke-66 Jawa Tengah karena bulan Agustus 2016 ini bertepatan dengan HUT Provinsi Jawa Tengah yang dipusatkan di Kota Magelang.

Agnez Kimmi Werdiastuti, Kepala SMA Tarakanita Magelang, menjelaskan bahwa kegiatan mural yang diselenggarakan di lingkungan sekolah ini bertujuan agar pelajar terwadahi keinginannya untuk menggambar, daripada mereka melakukan aksi yang mengganggu ketertiban umum.

"Kami prihatin ya, vandalisme masih banyak terjadi. Lingkungan yang sebenarnya bersih jadi tidak bagus dilihat. Oleh sebab itu, aksi mural ini kami adakan setidaknya untuk menyalurkan bakat seni mereka. Mereka bebas membuat mural dengan banyak tema, ada tema go green, budaya, sosial dan lainnya," katanya.

Selain itu, pihak sekolah bersama siswa-siswa juga rutin menggelar pentas seni dan budaya di sekolah. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa SMA Tarakanita tetapi juga sekolah lainnya di Magelang. Bahkan, secara berkala siswa juga menggelar pameran seni rupa.

"Di sekolah kami ada beberapa ekstrakulikuler di antaranya seni musik, olahraga dan lainnya. Meskipun seni rupa tidak ada (ekstrakulikuler) akan tetapi kami punya guru pembimbing," kata Agnez.

Sementara itu, Ladrang Kunto Anuraga, salah seorang orangtua siswa mengaku sangat mendukung kegiatan mural dan kegiatan seni budaya lainnya yang diadakan di sekolah. Menurut dia, seni dan budaya bisa membentuk karakter anak menjadi lebih responsif terhadap lingkungan sekitarnya.

"Saya mendukung apapun itu bentuk kegiatan seni dan budaya bagi pelajar, mural, musik, tari, melukis atau lainnya. Jadi tidak selalu menonjolkan nilai akademik saja, harus ada keseimbangan keduanya, agar anak tidak jenuh, lebih percaya diri dan yang penting mereka peka dengan masalah lingkungan sekitarnya," kata dia.

Ladrang yang berprofesi sebagai notaris itu mengatakan, aksi kenakalan remaja bisa dicegah dengan aktivitas seni dan budaya. Ia pun mengimbau kepada sekolah, khususnya pemerintah, untuk menyediakan fasilitas kepada para pelajar untuk menyalurkan bakat mereka.

"Maraknya aksi vandalisme itu juga karena minim perhatian dan fasilitas, coba disediakan tempat khusus untuk mereka (pelajar) menggambar. Tidak semua anak berani mengutarakan ide atau uneg-uneg mereka dengan kata-kata, akan tetapi ada juga lewat gambar. Ini belum banyak disadari," pungkas Ladrang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com