Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah: "E-Warung" Bisa Tekan Praktik Rentenir

Kompas.com - 28/08/2016, 22:21 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Warung elektronik (e-warung) gotong-royong yang digagas pemerintah sebagai tempat transaksi penerima bantuan pangan diyakini bisa memangkas praktik rentenir di kalangan masyarakat untuk lini paling bawah.

"Setiap pengelola warung elektronik nantinya dipastikan mendapatkan keuntungan karena keberadaannya untuk melayani 1.000 warga miskin penerima bantuan beras lewat program beras untuk keluarga pra-sejahtera (rastra)," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansadi sela kunjungannya ke PT Mubarok Food Kudus, Jateng, Minggu (28/8/2016).

Untuk itu, lanjut dia, keberadaan e-warung direkomendasikan untuk melayani 1.000 penerima rastra dan tidak boleh kurang dari jumlah tersebut agar keuntungan yang diperoleh tidak terlalu kecil.

Dengan jumlah 1.000 penerima rastra, diperkirakan minimal omzet penjualan berasnya per bulan sebanyak 12 ton.

"Pemasukan dari penjualan berasnya saja  diperkirakan mencapai Rp 6 juta per bulan," ujarnya.

Jika sebelumnya bantuan pemerintah dalam bentuk beras setiap bulannya 15 kilogram, lanjut Khofifah, nantinya dikonversi menjadi uang sebesar Rp 105.000 dalam bentuk kartu yang akan digunakan untuk bertransaksi di warung elektronik.

Kartu yang akan diterima merupakan kartu keluarga sejahtera yang berlogo Kamis atau Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera.

Komoditas yang bisa dibeli melalui warung elektronik tersebut, katanya, khusus makanan, seperti beras, gula, minyak goreng, dan tepung terigu.

"Untuk sementara hanya empat komoditas, sedangkan nantinya ditambah komoditas daging yang saat ini dikoordinasikan dengan Perum Bulog," ujarnya.

Agar setiap warung elektronik bisa menjual daging, Perum Bulog akan melakukan pengadaan freezernya, sedangkan pemilik warung bisa mengangsur melalui sebagian pemasukan dari penjualan beras rastra tersebut.

Harga jual daging di tingkat warung, lanjutnya, diperkirakan sekitar Rp 65.000 per kilogram. Dia menjelaskan, setiap pemegang kartu keluarga sejahtera, juga anggota koperasi yang setiap akhir tahun akan mendapatkan sisa hasil usaha (SHU).

Karena sebagai anggota koperasi, lanjut dia, ketika membutuhkan komoditas pangan, namun uangnya tidak cukup bisa utang karena bulan berikutnya akan mendapat transferan dana dari pemerintah.

Penunjukkan warung elektronik, kata dia, hasil koordinasi Kemensos, Bulog dan BNI untuk wilayah Provinsi Jateng. Jumlah warung elektronik disesuaikan dengan jumlah penerima rastra sebelumnya. Warung elektronik yang ada di Jateng tersebar di Semarang, Boyolali dan Solo.

Khofifah mencontohkan, untuk wilayah Kota Semarang idealnya terdapat 43 warung elektronik karena jumlah penerima rastra sebanyak 43.200-an orang.

Khusus untuk Jateng, karena kerja samanya dengan BNI, menurut dia, maka setiap agen yang ditunjuk bisa bertransaksi bayar listrik, PDAM maupun transaksi lainnya.

"Setidaknya pengelola warung juga akan mendapatkan pemasukan dari transaksi lainnya," ujar Khofifah.

Dia menegaskan, setiap transaksi dari program yang dijalankan pemerintah tidak akan dikenakan biaya, termasuk ketika pemerintah mentransfer dana bantuan kepada masyarakat.

Bahkan, kata dia, pencetakan kartu untuk warga kurang mampu juga dilakukan oleh empat bank mitra yang ditunjuk pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com