Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Penipuan dan Hipnotis Hantui TKI di Sarawak

Kompas.com - 28/08/2016, 12:03 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

ENTIKONG, KOMPAS.com - Tertangkapnya seorang terduga pelaku penipuan dengan modus menawarkan barang antik berkhasiat disertai dengan aksi perampokan yang kerap terjadi di negara bagian Sarawak, Malaysia, membuka titik terang sindikat yang meresahkan WNI, khususnya TKI di sana.

Selama ini korban selalu takut untuk melapor kepada pihak Polis Di Raja Malaysia (PDRM) ataupun ke pihak Konsulat Jenderal RI yang ada di Kuching.

"Korban hanya menyampaikan secara lisan ke orang di sekitarnya sehingga sampai ke telinga KJRI, hanya satu atau dua orang yang berani melapor atau membuat pengaduan," ungkap Pelaksana Fungsi Konsuler 1 KJRI Kuching, Windu Setiyoso kepada Kompas.com, Minggu (28/8/2016).

"Penangkapan sindikat gendam (hipnotis) dan pemerasan yang sudah malang melintang begitu lama dan memakan banyak korban para WNI ini tidak lepas dari kecepatan KJRI sebagai first responder untuk menyampaikan informasi kepada pihak terkait di Indonesia," tambah dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Hamka berhasil diamankan kepolisian sektor Entikong setelah mendapat laporan dari pihak Konsulat terkait aksi kejahatan yang dilakukan terhadap korbannya di Terminal Bus Kuching Sentral, Sabtu (27/8/2016).

baca Polisi Tangkap Pelaku Penipuan dan Perampokan WNI di Entikong 

Permasalahan gendam yang menimpa korban para WNI ini juga telah disinggung oleh Konsul Jenderal RI Kuching, Jahar Gultom saat melakukan Courtesy Call kepada Kepala Kepolisian Daerah Sarawak yang baru, Datok Chief of Police Datuk Mazlan Tan Sri Mansor pada 10 Agustus 2016 yang lalu.

"Sindikat gendam yang sering beroperasi di Terminal Bus Kuching Sentral ini menjadi salah satu bagian dari pokok pembahasan, seperti yang disampaikan Konjen RI Kuching bahwa sudah banyak WNI yang menjadi korban dan pelaku nya diduga WNI juga," kata Windu.

Selain itu, sebut dia, meskipun di terminal bus antar kota Kuching Sentral tersebut banyak tersebar CCTV, namun TKP atau tempat yang sering digunakan oleh sindikat untuk menggendam dan menodong korban biasanya dilakukan di depan toilet atau WC umum terminal yang tidak ada CCTV-nya.

"Oleh karena itu, Konjen RI pada saat Courtesy Call tersebut meminta bantuan kepada pihak Kepolisian Sarawak untuk membantu memberantas tindak kejahatan ini yang biasanya dilakukan pada saat mendekati hari besar keagamaan seperti Idul Fitri atau pada saat libur panjang," katanya.

Sebelumnya, setiap mendekati hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri, untuk mengurangi korban gendam, KJRI Kuching seringkali memparkirkan mobil berplat nomor CC (Corps Consulate) di parkiran terminal bus Kuching Sentral. Hal ini dimaksudkan untuk menekan sehingga pelaku urung menjalankannya aksinya di terminal itu.

Saat ini, terduga pelaku dan korban akan diserahterimakan kepada pihak PDRM Malaysia untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan di Kuching, karena lokasi kejadian dan TKP berada di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com