Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Turis Perancis Tersesat di Mamasa karena Minim Petunjuk Arah

Kompas.com - 26/08/2016, 15:24 WIB
Junaedi

Penulis

MAMASA, KOMPAS.com - Dua Turis asing asal Perancis, Stevan (43) dan Anabel (32), tersesat di perkampungan warga di Tatale, Desa Tawalian Timur, Kecamatan Tawalian, saat melakukan perjalanan wisata ke Mamasa, Sulawesi Barat.

Mereka sebelumnya berniat mengunjungi objek wisata rumah adat yang ada di Desa Rambu saratu, Kecamatan Mamasa. Di Mamasa mereka menginap di penginapan Dian Satria, Rante-rante.

Saat hendak ke Desa Rambu Saratu, pasangan suami istri ini memilih melewati Tatoa menuju Pallu, Kecamatan Tawalian, Mamasa. Padahal, harusnya mereka mengambil arah berlawanan jika hendak menuju Desa Rambu Saratu.

“Kami tidak menemukan ada tanda penunjuk arah dimana kami bisa memilih kemana tujuan kami, sehingga kami akhirnya tersesat sampai ke Tatale,” kata Steven dalam bahasa Inggris seperti yang diterjemahkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Kabupaten Mamasa (PHRI), Agussalim, di penginapan Dian Satria, Jumat (26/8/2016).

Menurut Agussalim, meski wisatawan asing ini tersesat hingga ke Tatale, namun mereka mengaku cukup menikmati pemandangan alam di sepanjang perjalanan yang dilaluinya.

Pemandangan pegunungan dan persawahan di sekitar permukiman warga yang indah dan natural sangat disukai wisatawan.

“Awalnya Anabelle memarahi suaminya di sepanjang perjalanan ketika mereka tersesat, namun akhirnya si istri senang dan bersyukur sudah tersesat karena selanjutnya bisa menikmati pemandangan yang tidak diperkirakan sebelumnya,” kata Agussalim mengutip pengakuan Steven.

Pengakuan Steven ini disampaikan dalam diskusi lepas yang dihadiri pelaku kepariwisataan dan perwakilan Dinas Pariwisata di Mamasa. Steven dan istrinya juga hadir dalam bincang santai itu.

Stevan merasa kagum dengan keramahan dan sifat suka menolong yang dimiliki warga Mamasa. Hal ini membuat Steven ingin berlama-lama di Bumi Kondosapata.

“Yang membuat Mamasa berbeda dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia yang kami kunjungi adalah keramahtamahan dan sikap suka membantu warganya, selain itu di sini juga kami bisa menikmati pemandangan alam yang masih sangat alami,” jelas Steven.

Alfredy Toding, salah satu pelaku usaha kepariwisataan yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan, kendala yang dialami oleh Mamasa saat ini adalah masih kurangnya infrastruktur dan suprastuktur kepariwisataan, sehingga para pelancong domestik dan mancanegara yang datang ke daerah ini kerap mengalami kesulitan menuju ke tempat-tempat wisata. Akibatnya mereka berpikir dua kali ketika hendak kembali ke Mamasa.

“Alih-alih menggunakan infrastruktur yang memadai, memperoleh informasi tentang kepariwisataan Mamasa saja mereka sulit mengaksesnya, sehingga yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah sistem informasi kepariwisataan yang terintegrasi," ungkap pria yang akrab dipanggil Yafet ini.

Sementara itu, Arvin, kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Kepariwisataan Dinas Pariwisata Mamasa mengatakan, masalah kepariwisataan di Mamasa adalah tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pemerintah.

Ke depan, pihaknya akan membuat website untuk memudahkan wisatawan. Pelaku usaha kepariwisataan dan masyarakat bisa mengakses semua hal tentang pariwisata Mamasa di situs tersebut.

"Terkait pariwisata Mamasa, intinya adalah gotong royong," tandas Arvin.

Perbaikan penunjang usaha kepariwisataan seperti suplai listrik dan air bersih mutlak diperlukan untuk menjamin iklim usaha yang dilakukan oleh para pelaku kepariwisataan di Mamasa. Pemadaman listrik yang tidak mengenal waktu dan suplai air PDAM yang tidak mengalir selama berhari-hari menjadi hambatan tersendiri bagi pelaku kepariwisataan di Mamasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com