Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Ini Ingin Sapi Seberat 1,2 Ton Miliknya Dibeli Ganjar Pranowo

Kompas.com - 26/08/2016, 09:19 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Seorang peternak sapi, Nur Waluyo (43), memiliki dua ekor sapi besar dengan berat masing-masing 1,25 ton dan 1,2 ton. Nur ingin kedua sapinya yang bernama Sembodo dan Bimo itu dibeli oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Saya berharap sapi saya dibeli Pak Gubernur," kata Nur ditemui di rumahnya, di Dusun Gowok, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2016) sore.

Menurut Nur, sapi Sembodo berusia 4 tahun itu dibeli seharga Rp 22,5 juta tahun 2015. Sapi hasil silangan limosin, simental dan PO tersebut memiliki panjang 2,5 meter, dan tinggi 1,6 meter.

Sementara itu, Bimo dibeli saat masih berusia 3,5 tahun dengan panjang 2,5 meter dan tinggi 1,5 meter. Sapi ini dibeli 14 bulan lalu seharga Rp 23 juta. Saat dibeli, Bimo memiliki berat 500 kilogram, dan dalam waktu 14 bulan bertambah 700 kilogram.

"Sapi Sembodo saya tawarkan Rp 80 juta. Bimo lebih mahal Rp 90 juta karena kualitasnya lebih bagus. Bulan lalu Bimo ditawar Rp 70 juta oleh seorang pengusaha, katanya mau diikutkan kontes di Kalimantan namun saya menolak" tutur Nur.

Dia ingin orang nomor satu di Jawa Tengah itu membeli salah satu atau kedua sapinya itu bukan tanpa alasan. Sebab sebagai seorang peternak, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika hasil jerih payahnya dibeli dan diapresiasi oleh seorang publik figur terlebih pejabat seperti Ganjar Pranowo.

"Selain bangga, kami sebagai peternak dan petani juga akan merasa dihargai. Seorang pejabat membeli hasil ternak rakyatnya sendiri," ungkapnya.

Di sisi lain, lanjut Nur, jika hal itu terwujud maka akan menjadi inspirasi dan mendorong peternak lainnya untuk tidak mudah menyerah apalagi rendah diri menjadi seorang peternak maupun petani karena menjalani profesi tersebut juga menguntungkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Selama ini peternak dan petani seperti tidak punya "ayah" dan "ibu", proses pertanian itu panjang dan butuh ketelatenan tapi harga jual hasil panen sangat rendah. Kami dibutuhkan kalau momen tertentu saja, Pilkada misalnya," ungkap Nur.

Merawat sepenuh hati

Untuk menghasilkan sapi dengan kualitas yang baik, bapak dua putra itu memiliki kiat dan kebiasaan tertentu. Sapi-sapinya itu selalu diberi makanan sehat, seperti rumput, ketela, bekatul, buah pisang kluthuk batu hingga ramuan jamu tradisional.

Tidak hanya itu, Nur juga rajin memandikan, menyikat bulu-bulunya bahkan memijatnya secara berkala. Kenyamanan kandang pun selalu terjaga, bersih serta cukup mendapat cahaya dan sirkulasi udara yang baik.

"Yang penting sapi dirawat dengan sepenuh hati, diberi makan sehat, jangan dibuat stres, pokonya dibuat nyaman. Maka hasilnya juga akan bagus," ucap suami dari Nur Triyati itu.

 

(Baca juga: Ganjar Prihatin Hanya Sedikit Anak Muda yang Berminat Jadi Petani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com