LAMPUNG TIMUR, KOMPAS.com - Sebanyak 1.600-an ekor kerbau milik masyarakat menjadi musuh keberlangsungan gajah liar di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur.
Kepala Balai TNWK Lampung Timur Subakir mengatakan, kerbau-kerbau ternak tersebut bisa menjadi penyebab berkurangnya pakan gajah di hutan.
"Kerbau masyarakat yang dilepas di kawasan hutan bisa menjadi penyebab penyebaran virus," kata Subakir, Kamis (25/8/2016).
Untuk mencegah hal itu, pemerintah mengusulkan program fasilitas kandang kerbau. Kandang-kandang ini berdiri di sekitar perbatasan hutan dengan ladang warga.
Menurut Subakir, cara ini menjadi salah satu upaya untuk menanggulangi konflik antara manusia dan gajah sekaligus dapat meningkatkan perekonomian warga tanpa harus menganggu hutan.
Cara lainnya dengan mengatasi ternak kerbau warga. Pemerintah akan menyurati warga untuk tidak menggembalakan kerbau di kawasan hutan.
Jika surat tidak juga dipatuhi, maka ada kemungkinan petugas TNWK akan mengeksekusi dengan menembak kerbau yang masih berkeliaran.
Catatan Wildhlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program selama 2011-2015, sebanyak 18 ekor gajah dari total 210 menjadi korban. Sebanyak 16 ekor mati akibat perburuan dan 2 ekor mati akibat konflik antara manusia dan gajah.
Selama dua hari ini, WCS bersama para jurnalis meninjau dua desa penyangga kawasan TNWK. Kegiatan itu mengangkat tema Mitigasi Konflik Manusia-Gajah.
Dalam upaya mengurangi konflik antara gajah dan manusia, warga Labuhan Ratu 7 Kabupaten Lampung Timur memasukkan kegiatan penanganan konflik dengan gajah dalam rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Des).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.