Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Maluku Buka Konferensi Kerukunan Antarumat Beragama di Ambon

Kompas.com - 24/08/2016, 17:48 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Gubernur Maluku Said Assagaff membuka konferensi internasional kerukunan antarumat beragama di Gedung Islamic Centre Kota Ambon, Rabu (24/8/2016).

Kegiatan yang digelar untuk membahas berbagai masalah terkait hubungan antarumat beragama ini diikuti 100 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk puluhan peserta dari negara Belanda.

Dalam sambutannya, Said merasa bangga karena Kota Ambon dipilih sebagai kota penyelenggaraan konferensi tersebut. Menurut Said, meski Ambon pernah dilanda konflik kemanusiaan berbau SARA, namun kini Ambon telah berubah menjadi kota yang sangat toleran dan menghargai perbedaan.

“Kita punya masa lalu yang begitu pahit, dimana saat itu hampir saja tidak ada lagi harapan hidup bagi kita, namun saat ini semuanya telah berlalu dan kita mampu keluar dari konflik berkepanjangan itu,” ungkapnya.

Dia mengaku, saat ini Provinsi Maluku terus berbenah untuk membangun dari ketertinggalan. Maluku juga terus berupaya untuk menjadi laboratorium kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

“Kita punya masa lalu yang begitu kelam, tapi kita juga punya cerita suskes bagaimana orang Maluku mampu menyelesaikan masalah dengan baik, dan saat ini kita terus berupaya untuk menjadikan daerah ini terus maju,” jelasnya.

Kegiatan Konfrensi Internasional ini sendiri diselenggarakan berkat kerja sama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan Konsorsium Nederland-Indonesia For Muslim-Crhistian.

Koordinator Konsorsium Nederland-Indonesia For Muslim-Crhistian, Corrie Van Der Ven usai pembukaan kegiatan tersebut menjelaskan, kegiatan itu bertujuan untuk saling berbagi pengalaman mengenai pengelolaan konflik dan saling menjaga keberagaman antarumat beragama.

"Kita juga ingin belajar dari Maluku bagaimana cara hidup orang Maluku yang toleran dan bagaimana masyarakat di sini memupuk perbedaan,” sebutnya.

Dia menjelaskan, Kota Ambon menjadi pilihan diselenggarakannya konfernsi tersebut lantaran selain ada hubungan emosional antara pemerintah Belanda dengan Ambon, juga karena kota ini memiliki banyak cerita tentang bagaimana masyarakatnya dapat keluar dari kemelut konflik kemanusiaan yang pernah terjadi.

“Ambon pernah diterpa konflik kemanusiaan panjang dan semua itu bisa selesai dengan baik, ini sesuatu yang luar biasa,” katanya.

Sementara itu, koordinator panitia kegiatan, Zainal Abidin Bagir mengakui bahwa Kota Ambon dipilih sebagai tempat penyelenggaraan konferensi tersebut karena kotan ini memiliki pengalaman yang begitu luar biasa dalam menyelesaikan konflik sosial.

Selain itu, Ambon juga punya pengalaman dalam memelihara proses pedamaian dan kerukunanan umat beragama.

“Banyak yang datang belajar di daerah ini, dan kami kira akan banyak orang yang terus datang belajar tentang perdamaian di sini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com