Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2016, 09:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Tangis bahagia pun pecah di ruangan Markas Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT), beberapa saat setelah Welmince Tasei bertemu dengan putri sulungnya Anita Tsey. Pertemuan haru itu terjadi setelah keduanya sempat tak bersama selama kurang lebih empat bulan.

Pertemuan ibu dan anak asal Gunung Tiga, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT itu, langsung difasilitasi oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Brigjen Polisi Estasius Widyo Sunaryo, Senin (22/8/2016) lalu.

Anita Tsey adalah gadis belia berusia 14 tahun, yang menjadi korban human trafficking (perdagangan manusia) dan sempat dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Medan, Sumatera Utara selama empat bulan tanpa upah.

Baca juga: Kasus Perdagangan Manusia, 20 TKW Ditukar dengan Mobil

Anita kemudian dijemput oleh tim dari Polda NTT, setelah polisi melakukan penyelidikan kasus tersebut berdasarkan atas laporan sang ibu (Welmince Tasei) di Kepolisian Resor Kupang beberapa waktu lalu.

Perempuan lugu itu lalu dibawa ke Markas Polda NTT dan dititipkan di ruang unit perlindungan perempuan dan anak. Kedatangan Anita ke Kupang, tidak langsung dipertemukan dengan keluarga. Polisi hanya menghubungi ibu kandungnya untuk bertemu di Markas Polda, namun sebelum dipertemukan, polisi masih melakukan konferensi pers.

Kapolda NTT, Brigjen Polisi Estasius Widyo Sunaryo, kemudian meminta anggotanya untuk membawa keluar Anita dari dalam ruangan unit perlindungan perempuan dan anak, menuju ke tengah ruangan tempat berlangsung acara konferensi pers. Sedangkan ibu Welmince yang saat itu duduk di sebelah kanan tak jauh dari tempat para wartawan duduk, terlihat terlihat tersenyum bahagia dan terus memandang wajah buah hatinya.

Kapolda Sunaryo lalu bertanya kepada Anita, tentang kronologis sejak awal dia keluar dari rumah hingga akhirnya bekerja di Medan. Semua pertanyaan jendral bintang satu tersebut dijawab dengan gamblang.

“Sekarang apakah masih mau kerja di Medan atau Malaysia? Mau ketemu mama kah?” tanya Sunaryo.

Anita lalu meminta untuk bertemu dengan sang ibu, sehingga Sunaryo lantas memanggil Welmince.”Mari ke sini ibu, coba ke sini apa betul ini anak mama kah?” ucap Sunaryo.

Mendapat kesempatan tersebut, Welmince lalu berlari kecil menuju ke arah Anita dan merangkul dengan erat sambil menangis. Cukup lama keduanya berpelukan sambil menangis, sehingga membuat sejumlah polisi wanita dan pegiat LSM wanita yang berada dekat keduanya pun ikut meneteskan air mata.

Sementara itu, dalam pengakuannya, Anita mengatakan, awalnya diajak oleh oleh saudari tirinya yang bernama Santi Misa untuk bekerja di Medan.

“Waktu itu dia (Santi Misa) tidur bersama saya di rumah dan dia tanya saya bilang mau kerja di Medan kah. Saya kemudin setuju dengan ajakan dia. Besoknya kami dua langsung pergi ke rumah paman saya. Di sana sudah ada Lina Nau dan Sarcy. Lina lalu telepon si Nori dan datang jemput kami pakai ojek dan bawa ke rumah kos di Kelurahan Oesapa,”ucap Anita.

Saat berada di Kelurahan Oesapa, Anita mengaku tidur di kos-kosan selama satu minggu. Selanjutnya dia pun diberangkatkan ke Medan. Setibanya di Medan, dia ditampung bersama 15 perempuan lainnya asal NTT, di sebuah rumah penampungan yang tidak ia ketahui alamat jelasnya.

“Di rumah itu kami belasan orang tidur di lantai dan makannya nasi putih dengan lauk hanya sayur singkong saja. Sehari kemudian, saya lalu dijemput oleh majikan untuk bekerja di rumah majikan selama empat bulan tanpa digaji. Saya kerja mulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB,” kata Anita.

Memasuki bulan keempat, sebuah yayasan datang ke rumah majikan dan menginformasikan bahwa orang tuanya meninggal di Kupang sehingga ia pun diizinkan untuk pulang ke kampung.

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com