Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertandingan Persik Kendal dan Persiku Kudus Berakhir Ricuh

Kompas.com - 21/08/2016, 23:11 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com- Semifinal kedua pertandingan sepak bola Liga Nusantara antara Persik Kendal melawan Persiku Kudus, di Stadion Utama Kebondalem Kendal, berakhir ricuh, Minggu (21/8/2016).

Wasit yang memimpin pertandingan, Supardi dari Sukoharjo, langsung dikejar dan didorong oleh pemain Persik, usai meniup peluit panjang tanda pertandingan usai. Beruntung, polisi yang berada di pinggir lapangan, langsung berhamburan ke tengah lapangan untuk mengamankan wasit.

Namun, insiden pengejaran wasit terus berlangsung, meskipun wasit sudah keluar lapangan. Kericuhan sendiri disebabkan karena pemain Persik tidak terima dengan kepemimpinan wasit yang dinilai berat sebelah.

Untuk menenangkan pemain Persik Kendal, bBpati Kendal Mirna Anissa, yang menonton pertandingan di tribun utama, terpaksa harus turun ke lapangan.

“Pertandingan sudah berakhir. Kita harus terima dengan hasil akhir. Kita harus sportif, “ kata Mirna kepada pemain.

Setelah itu, Mirna, yang juga menjabat sebagai Ketua Persik Kendal, mengajak semua pemain untuk menyalami suporter setia Persik Kendal.

Pertandingan semifinal kedua Liga Nusantara di stadion Utama Kendal antara Persik Kendal dengan Persiku Kudus, sejak awal berjalan cukup keras.

Persik Kendal selaku tuan rumah yang menginginkan kemenangan minimal 3-0, sejak menit awal terus mencoba menekan lawan. Hasilnya, pada menit ke-30, pemain Persik bernomor pUnggung 9, Komarudin, berhasil menjebloskan bola ke gawang lawan.

Namun setelah itu, serangan pemain Persik, selalu kandas pemain belakang Persiku Kudus. Hingga peluit berakhir dibunyikan oleh wasit, skor tetap 1-0.

Hasil itu, tidak bisa meloloskan Persik ke final ;iga Nusantara. Sebab pada putaran pertama di Kudus, Persik kalah 0-2 dengan tuan rumah.

“Anak-anak emosi, karena sewaktu di Kudus, kita dikerjain sama wasit. Emosi itu, masih terbaca di sini,“ kata pelatih Persik Kudus, Ahmad Yasin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com