Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brebes Deklarasi Jadi Kota Inklusif

Kompas.com - 21/08/2016, 10:25 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

BREBES, KOMPAS.com - Kabupaten Brebes di Jawa Tengah mendeklarasikan diri menjadi kota inklusif bagi keberagaman para warganya kemarin, Sabtu (20/8/2016).

Sikap inklusif akan dikedepenkan warga dalam mengatasi persoalan, dan menanggalkan kekerasan saat ada perselisihan.

Deklarasi Brebes Inklusif ditandatangani Bupati, Kepala SKPD, perwakilan TNI dan Polri, tokoh masyarakat, serta perwakilan tokoh agama dan tokoh penganut aliran kepercayaan.

Tokoh penganut aliran kepercayaan Sapta Darma, Charlim mengatakan, Brebes Inklusif perlu ditekankan bahwa semua warganya terbuka dengan yang lain. Semua terbuka dalam hidup, serta terbuka menyelesaikan suatu persoalan.

Ia pun berharap agar implementasi dari kegiatan inklusif bisa benar-benar dirasakan di kalangan masyarakat bawah.

"Membangun Brebes secara terbuka, tidak hanya inklusif di tingkat atas, tapi bisa sosialisasi di akar rumput," ujar Charlim, Minggu (21/8/2016).

Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, deklarasi inklusif menunjukkan wilayahnya homogen dan majemuk. Berbagai aliran, suku hidup bersama bersampingan tanpa ada gejolak berarti.

Kabupaten Brebes sendiri adalah kabupaten dengan luas terbesar kedua di Jateng. Wilayah ini membentang, serta mempunyai perpaduan budaya pesisir yang memperkaya budaya, dialog, dan budaya lokal.

Brebes mempunyai kemajemukan dalam pemikiran keagamaan, serta penghayatan pada Tuhan.

"Brebes Inklusif ini berarti kita membuka diri, menjadikan sebagai kekayaan kita. Saya ajak pada warga Brebes untuk terus memupuk dan mempertebal tanah kelahiran, menjaga kebersamaan," kata Idza.

Inisiator Brebes Inklusif, Tedi Kholiludin mengatakan, Brebes layak menjadi wilayah inklusif karena kemajemukan yang ada. Wilayah tersebut dari segi bahasa telah terhimpun empat rumpun berbeda.

Brebes lahir dengan kemajemukan menerima perbedaan. Pluralitas masyarakatnya juga tinggi.

"Selama ini kita mungkin belum sadar. Tapi keterbukaan mau merawat tradisi itu sikap inklusif. Brebes sebagai tempat terbuka, keragamaan agama, budaya terjaga dengan baik," ujar Tedi.

"Mari kita merdeka dalam beragama, berkeyakinan. Terbuka menerima perbedaan, keragaman adalah yang niscaya, dijaga," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com