Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Pulau Merah yang Dulu Airnya Bening Kini Tercemar Lumpur

Kompas.com - 19/08/2016, 08:26 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pantai Pulau Merah, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi banjir lumpur. Akibatnya, air pantai yang biasanya terlihat bening menjadi keruh dan coklat.

Beberapa wisatawan terpaksa membatalkan surfing dan harus balik lagi karena tidak memungkinan untuk berselancar.

"Sudah hampir 10 hari keadaan seperti ini. Puncaknya seminggu yang lalu saat hujan lebat dan banjir bandang. Lumpur tebal. Ada 20-an tamu mancanegara yang mau surfing, cancel. Siapa yang mau surfing dengan air berlumpur," jelas Samsul Arifin, salah satu pengelola Surf Camp di Pulau Merah saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (19/8/2016).

Hal senada juga diceritakan Arjo Saniman (82), pemilik warung di Pulau Meraha. Kepada Kompas.com dia menceritakan, air laut di Pulau Merah sudah mulai berubah warna sejak dua bulan lalu. Tapi semakin parah sejak seminggu terakhir, terutama saat intensitas hujan semakin tinggi.

"Dulu hujan selebat apapun, airnya tidak akan keruh. Jadi seperti ini mulai ada penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu. Itu liat di sana. Hutannya sudah gundul," keta Arjo menunjuk ke arah Gunung Tumpangpitu yang bersebelahan dengan Pantai wisata Pulau Merah.

Arjo menjelaskan, jumlah wisatawan yang datang juga semakin berkurang. Dua belas kursi payung yang ia kelola biasanya selalu habis disewa orang, sekarang dalam satu hari hanya tiga atau empat orang yang menyewanya.

"Dulu 12 kursi laku semua, sekarang empat saja yang nyewa sudah bersyukur. Satu jam nyewanya 20 ribu rupiah. Penghasilannya bisa sejuta sehari tapi itu dulu. Sekarang sudah nggak," jelasnya.

Menurutnya, sejak banjir lumpur semakin parah, terlihat beberapa petugas dari perusahaan tambang membersihkan lumpur di tepi pantai Pulau Merah.

"Tapi percuma dibersihkan karena lumpurnya terlalu banyak. Nanti kalau hujan lagi pasti lumpurnya akan datang lagi. Lihat, lumpurnya sudah makin menebal," katanya sambil menunjukkan bogkahan lumpur yang mengeras.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Banyuwangi, Chusnul Khotimah kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2016) mengaku sudah mendatangi lokasi Pulau Merah dan mengambil sample lumpur yang berada di Pulau Merah.

"Sample lumpur akan kami teliti terkait kandungan apa di dalamnya. Kami juga menemui pihak perusahaan tambang emas untuk meminta kejelasan terkait lumpur yang memenuhi pantai Pulau Merah. Dugaan memang karena pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur di Gunung Tumpang Pitu yang posisinya bersebelahan dengan Pulau Merah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com