Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Farid Assifa
Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com | penyuka keluarga

Merdeka 360 Derajat

Kompas.com - 17/08/2016, 14:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Upacara peringatan kemerdekaan RI pada 17 Agustus tahun ini bisa disaksikan melalui live streaming video 360 derajat. Kegiatan ini merupakan untuk pertama kalinya dalam sejarah perayaan HUT Kemerdekaan RI.


Teknologi video 360 derajat mampu merekam sebuah peristiwa dengan berbagai sudut pandang dan menyeluruh. Artinya, video ini bisa menunjukkan semua obyek yang terekam video tanpa terpotong. Hanya dengan menggeser kursor di video itu, penonton bisa berinteraksi dengan berbagai sudut, depan, belakang, dan samping.

Baca juga: Ini Alamat Web untuk Menyaksikan "Live Streaming" Video 360 Derajat Upacara di Istana Negara

Sebelumnya, kita juga diperkenalkan dengan teknologi kamera 360 derajat yang mampu menangkap objek gambar secara menyeluruh. Artinya, kita bisa melihat satu gambar atau foto namun bisa menjangkau seluruh objek yang difoto.

Kembali ke topik upacara HUT RI di Istana Negara yang direkam video 360 derajat. Ini adalah satu kreativitas teknologi yang bisa mewarnai perayaan Kemerdekaan RI. Apalagi, upacara dengan menggunakan teknologi semacam ini baru dilakukan di Indonesia.

Memaknai merdeka 360 derajat

Salah satu indikator kemerdekaan adalah, seperti yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, "penjajahan di atas dunia harus dihapuskan".

Ya, merdeka salah satunya adalah bebas dari penjajahan. Untuk konteks Indonesia saat ini, makna bebas dari penjajahan bukan lagi merdeka dari pendudukan orang asing, melainkan merdeka dari "penjajahan" kemiskinan, merdeka dari "penjajahan ekonomi, merdeka dari buruknya sarana pendidikan, merdeka dari praktik intoleransi dan lain sebagainya.

Apakah kemerdekaan dari hal yang disebutkan tadi sudah sepenuhnya diraih oleh bangsa Indonesia? Tentu belum semuanya.

Kemiskinan masih mendera sebagian rakyat Indonesia. Masih banyak rakyat yang tidak memiliki tempat tinggal layak. Kita kerap mendengar atau membaca berita sebuah keluarga yang terpaksa tinggal di kandang ayam karena tidak punya untuk membangun rumah sendiri. Seperti yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat dan Jombang, Jawa Timur.

Baca juga: Tak Punya Rumah, Keluarga Ini Tinggal di Bekas Kandang Ayam dan Seorang Kakek Berusia 70 Tahun Tinggal di Kandang Ayam

Lalu, dalam bidang pendidikan, masih banyak sarana dan prasarana pendidikan yang buruk, terutama di daerah. Fenomena siswa belajar di gedung sekolah yang mirip gubuk atau siswa terpaksa belajar melantai karena tidak ada meja dan kursi kerap menghiasi dunia pendidikan kita. Fakta itu terutama terjadi di daerah-daerah terpencil.

Baca juga: Sekolah Tak Punya Meja dan Kursi, 60 Siswa SD di Matra Belajar dengan Melantai

Ada juga siswa yang pergi ke sekolah harus melewati sungai tanpa jembatan dan jalan berbukit karena jauhnya lokasi sekolah dari tempat tinggal mereka. Lagi-lagi hal itu terjadi di daerah terpencil.

Baca juga: Jalan Berbukit dan Lewati Banyak Sungai, Siswa Masuk Sekolah Tergantung Cuaca

Dalam bidang kesehatan, banyak kasus warga miskin yang tidak bisa berobat ke rumah sakit karena terkendala biaya. Kendati sudah ada program Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk warga miskin, namun hal itu belum seluruhnya dinikmati keluarga tak mampu.

Baca juga: Tak Punya Uang untuk Berobat, Seorang Pria Meninggal di Tempat Parkir

Belum lagi kasus intoleransi yang memberangus kemerdekaan seseorang untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Baru-baru ini Indonesia kerap dilanda kasus intoleransi seperti perusakan dan pembakaran tempat ibadah, pelarangan membangun tempat ibadah dan kasus serupa lainnya.

Baca juga: Pasca-kerusuhan Tanjungbalai, TNI Bantu Warga Rehabilitasi Rumah Ibadah dan Kawal Shalat Id di Tolikara, Anggota TNI Disiagakan

Contoh-contoh tadi hanya beberapa dari sekian banyak masalah yang tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Jika memandang Indonesia dengan konsep 360 derajat, akan terlihat bahwa bangsa Indonesia belum merdeka. Mungkin Indonesia merdeka baru 180 derajat atau bahkan 90 derajat.

Untuk mencapai kemerdekaan 360 derajat bukan hanya tugas negara atau pemerintah, tetapi tugas kita semua sebagai bangsa.

Merdeka 360 derajat bukan sebuah utopia jika kita semua bersatu dan mau berusaha. Hentikan perseteruan yang tidak perlu, hentikan saling menebarkan kebencian. Mari sama membangun Indonesia yang kita cintai ini. Mari kita move on.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com