Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ganjar, Kemerdekaan Itu Silakan Berdebat Sebebas-bebasnya, asal...

Kompas.com - 16/08/2016, 15:30 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia harus dimaknai dengan mewujudkan kemerdekaan itu dalam wujud sehari-hari.

“Memaknai merdeka, silakan Anda berdebat sebebas-bebasnya, tapi kalau bicara mesti disepakati ada satu forum sebagai zona netral untuk menyelesaikan masalah. Nanti frame konstitusi memaknai itu, cita-cita tugas kita mengisi, mencerdaskan kehidupan bangsa, segenap tumpah darah. Makna itulah dari kita betul diwujudkan,” kata Ganjar, Selasa (16/8/2016).

Lantas bagaimana mewujudkan kemerdekaan itu? Menurut dia, kemerdekaan itu sudah alamiah terjadi di pelosok pedesaan yang menggelar perayaan. Mereka yang memperingati kemerdekaan melakukan tanpa ada perintah. Masyarakat melakukan dengan inisiatif mereka sendiri.

Atas hal itulah, perayaan kemerdekaan di tingkat provinsi yang berdekatan dengan hari jadi Provinsi Jawa Tengah selalu digelar di daerah. Hal itu agar perayaan tidak terpusat di ibu kota provinsi saja.

“Biar perayaan tidak dinikmati di Semarang terus, karena Jateng tidak hanya Semarang. Masyarakat minta perayaan di daerah, akhirnya kami adakan di daerah. Tahun I di Semarang, tahun II di Banyumas, tahun III di Kedu (Magelang), nanti tahun IV kalau gak di Pantura, atau Solo raya,” sebut dia.

Dalam merealisasikan kemerdekaan, Ganjar mencoba memformulasikan gerakan revolusi mental yang digagas pemerintah. Inti dari gerakan itu adalah bisa melayani warga secara mudah, murah, dan cepat.

Ia pun memulai gerakan itu dari kalangan internal birokrasi Jateng yang diminta pejabat eselon II sampai IV menyetorkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Sejak satu tahun menjabat baru dirinya yang melaporkan.

“Saya minta kawan-kawan untuk bisa latihan menolak gratifikasi, melaporkannya. Tahun pertama saya, tahun kedua lebih banyak dan itu diapresiasi KPK menjadi pelapor terbanyak segi item. Ternyata ini bisa mendorong mental, sekarang diterapkan pada layanan,” ujar dia.

“Mentalitas dimulai dari diri, mental biasanya muncul kolektif. Mental bangsa itu bukan mental individu, kolektif. Yang diubah itu dari diri,” tambahnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com