Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambo Akhirnya Pulang...

Kompas.com - 13/08/2016, 22:46 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com – Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) jantan ini dinamai Rambo saat masuk ke Program Reintroduksi Orangutan milik Borneo Orangutan Survival Foundation Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah, 10 tahun lalu.

Yayasan BOS bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng menyelamatkan Rambo yang saat itu masih berusia 2 tahun dari perkebunan kelapa sawit di Parenggean, Kalteng.

“Ia memiliki luka di tangan saat diselamatkan,” kata Monterado Friedman, spesialis komunikasi di BOSF Nyaru Menteng, Sabtu (13/8/2016).

Rambo, satu dari 10 individu orangutan yang lulus dari pusat rehabilitasi BOSF Nyaru Menteng. Mereka menjadi orangutan yang dilepasliar pertama kali ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Rambo dkk terdiri dari 6 orangutan betina dan 4 orangutan jantan, dengan 6 di antaranya 3 pasang ibu dan anak.

Secara simbolis, para orangutan ini dilepasliar mulai hari ini.

Pelepasliaran ini kembali menguak tabir hutan Kalimantan dan ketidakramahan warga. Kesepuluh orangutan ini berusia balita saat diselamatkan. Mereka memiliki masa lalu pernah dipelihara dan sering berinteraksi dengan manusia.

Beruntung ada tapi masih memiliki perilaku liar dan dinilai masih memiliki kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan. Namun, karena interaksi dengan manusia itu, ada pula yang sampai kehilangan hamper seluruh kemampuan untuk hidup mandiri di hutan.

Karenanya perlu upaya rehabilitasi yang lebih keras.

Rambo termasuk yang masih memiliki kemampuan cukup untuk hidup mandiri saat dipungut dari warga di Parenggean kala itu. Begitu juga Dara yang berumur 3 tahun saat disita dari perkebunan kelapa sawit di Satuan Pemukiman 3, Desa Padas, Parenggean. Individu betina ini dilepasliar di umurnya yang ke-14 dengan bobot 43 Kg.

Hal serupa juga dialami Kameloh yang dilepas liar saat berumur 11 tahun dengan berat 67 Kg. Kameloh diambil dari warga Kameloh Baru, Palangkaraya. Juga Mima, 15 tahun, bobot 44 Kg, yang diselamatkan dari warga Muara Teweh, Barito Utara.

Sementara itu, mereka yang sempat kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan. Seperti halnya individu betina bernama Awa, usia 18 tahun. Ia diselamatkan dari Desa Mangkatip, Barito Selatan, saat 1,5 tahun. Ia dijadikan hewan peliharaan warga setempat saat itu. Masuk pusat rehabilitasi saat usia 1,5 tahun, kini ia sudah melahirkan Ewa, 8 tahun lalu.

Selain itu juga ada Doren, 12 tahun, dengan anaknya Daichi, 1 tahun. Dan Winda, 14 tahun, beserta Wihim, 2 tahun, anaknya.

“Wihim berumur 5 tahun saat disita dari tangan seorang karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur. Ia menderita malnutrisi dan ditemukan beberapa luka di tubuhnya,” kata Agung.

Setelah perjalanan panjang rehabilitasi, tiga ibu anak ini akhirnya lulus dan dilepasliar kembali ke rumah mereka di hutan Kalteng.

Kompas TV Jual Beli Orangutan di Medan Digagalkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com