Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pungli, Siswa SMK Sandera Kepsek dan Bakar Kursi di Halaman Sekolah

Kompas.com - 11/08/2016, 17:29 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Ratusan siswa SMK Negeri Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, melakukan aksi unjuk rasa sambil membakar kursi-kursi tua di halaman sekoah, Kamis (11/8/2016).

Mereka memprotes dugaan pugutan liar (pungli) yang memberatkan para siswa. Para siswa juga menuntut transparansi pengelolaan dana BOS untuk siswa lantaran selama ini pengelolannya hanya jadi rahasia kepala sekolah.

Dalam aksi itu, para siswa menyandera guru dan kepala sekolah dengan cara mengunci seluruh pintu ruangan sekolah. Mereka juga membakar kursi tua di halaman sekolah.

Kepala sekolah, Muhammad Tamsil, yang hendak pergi meninggalkan sekolah terus dikejar ratusan siswa sambil berteriak korupsi dan ganti kepala sekolah.

Untuk menghindari aksi anarkistis para siswa, sejumlah petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung mengawal sang kepala sekolah sambil menggiringnya ke ruangan agar tak terus-terusan menjadi ledekan para siswa yang berunjuk rasa.

Dalam pernyatana sikapnya, para siswa menilai, kepala sekolah kerap melakukan pungli yang membebani siswa dan orangtua mereka. Dana transportasi kegiatan sekolah yang seharusnya menggunakan dana BOS malah dibebankan kepada para siswa.

Pengadaan seragam baju almamater siswa yang digagas sekolah dinilai siswa terlalu mahal dan terkesan pihak sekolah hendak mencari keuntungan ketimbang membangun citrasekolah.

Sultan Hasanunddin, ketua OSIS SMK Negeri Campalagian menjelaskan, komersialisasi pendidikan di sekolahnya sudah lama berlangsung. Semua alat ataupun bahan yang dipakai siswa dalam proses pembelajaran seluruhnya dibebankan kepada para siswa.

"Semua kegiatan di sekolah ini selalu dibebankan kepada kami, dan ini sangat membebani. Bukan baru kali ini saja, Pak. Proses pembelajaran di sekolah kami ini juga sudah tidak normal, dan semua kegiatan organisasi tidak direspons oleh kepsek, padahal itu ada dananya. Makanya, kami tuntut kepsek mundur dari jabatannya," kata Sultan.

Fatimah, rekan Sultan, menuding sejak kepemimpinan kepala sekolah saat ini, para siswa terus dibebani berbagai pungutan yang memberatkan. Fatimah menilai, sang kepala sekolah saat ini tak layak dipertahankan karena justru memanfaatkan jabatannya melakukan kegiatan yang bertentangan dengan semangat pemerintah pusat untuk memajukan pendidikan tanpa membebani para siswa.

“Tuntutan kami hanya satu, kepala sekolah tidak layak dipertahankan dan harus diganti,” ujar Fatimah.

Senada dengan siswa, Ketua Komite Muhammad Yunus mengaku tidak pernah dilibatkan pihak sekolah dalam hal perumusan penggunaan dana BOS. Struktur organisasi komite yang seharusnya berperan menjadi wakil para orangtua siswa hanya jadi pelengkap struktur organisasi dan tidak berfungsi dalam pengawasan pengelolaaan dana BOS.

"Saya komite di sini, Pak. Tidak dilibatkan dalam perincian dana BOS. Padahal kepsek sebelumnya selalu libatkan komite," kata Yunus.

Oleh karena itu, Yunus mendukung tuntutan siswa karena dianggap rasional dan diajukan oleh semua.

“Saya dukung para siswa, ini bukan keluhan segelintir siswa tapi hampir semua siswa melakukan aksi protes serupa,” ujar Yunus.

Sementara itu, Kepala SMK Negeri Campalagian Muhammad Tamsil membantah tudingan para siswa. Menurut Tamsil, justru dirinya sudah bekerja maksimal dan melakukan yang terbaik untuk sekolah. Soal ada sejumlah siswa yang tidak puas, Tamsil menilainya wajar.

"Saya sudah melakukan yang terbaik sejak memimpin sekolah ini, Pak. Cuma mereka saja yang tidak mengerti," kata Tamsil.

Sementara itu, para siswa berjanji akan terus berunjuk rasa sampai tuntutan mereka dipenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com