Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Luwak di Banyuwangi Dihargai Rp 2 Juta Per Kilogram

Kompas.com - 11/08/2016, 15:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Di Kabupaten Banyuwangi ada kopi luwak dengan harga fantastis, yaitu Rp 2 juta per kilogram.

Kopi yang dihasilkan dari binatang luwak (Paradoxurus hermaphroditus) tersebut bisa didapatkan di Kimmy Omah Kopi yang berada di Dusun Krajan, RT 2 RW 2, Desa Tlemung, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.

Imam Mukhilis, pemilik Kimmy Omah Kopi, menjelaskan produksi kopi luwak baru dimulai sejak Agustus 2012. Dia mendapatkan kopi luwak basah dari para pemetik di kebun kopi sekitar rumahnya, bukan dari hasil penangkaran.

"Di sini kopi luwaknya dari luwak liar bukan penangkaran. Kebetulan di sekitar rumah memang dikelilingi kebun kopi rakyat. Karena itu harga kopi luwak cukup mahal," jelas pria kelahiran Sumenep tersebut.

Keluarga Imam sendiri memiliki hampir 2 hektar kebun kopi yang dikelola secara turun-temurun. Hampir 90 persen adalah tanaman kopi jenis Robusta dan sisanya adalah Arabica serta Eselsa atau dikenal dengan nama lokal Buria atau Kopi Nangka.

Awalnya kopi yang dihasilkan oleh keluarganya disetor kepada pengepul hingga akhirnya sejak tahun 2012 Imam berinisiatif mengelola sendiri kopinya dan menjual secara online.

Musim panen biasanya masuk mulai bulan Agustus sampai Desember dengan 5 kali petik. Saat itulah para petani kopi banyak menemukan kopi luwak dalam kondisi basah.

Kopi luwak yang dia produksi tidak terlalu banyak karena jenis yang basah tidak ia dapatkan setiap hari. Rata-rata satu petani kopi rakyat di daerahnya setor kopi luwak basah antara 5 kilogram sampai 10 kilogram dalam setahun.

Imam menghargai kopi luwak basah antara Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kilogram. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab mahalnya harga kopi luwak dibandingkan kopi jenis lainnya seperti Arabica, Robusta dan Eselsa.

Untuk kopi jenis lainnya ia jual antara Rp 25.000 sampai Rp 45.000 per kilogram.

"Kalau pada masa panen kopi bisa dapat 150 kilogram. Itu masih keadaan basah, belum kering," jelasnya.

Timbangan berat kopi luwak basah akan susut 30 persen saat dikeringkan dan diolah menjadi produk jadi. Kopi luwak basah akan diproses secara manual mulai dicuci, dikeringkan sampai digiling.

Imam mengaku saat ini memiliki stok tiga karung kopi luwak kering.

"Kalau sudah kering tahan disimpan berbulan-bulan," jelasnya.

Nama Kimmy sendiri sengaja diambil dari luwak Lombok peliharaannya. Luwak yang berwarna hitam gelap dan jinak tersebut malah tidak makan kopi melainkan mengonsumsi makanan kucing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com