Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Siapa yang Jamin Gizi Anak-anak di Luar Rumah?"

Kompas.com - 09/08/2016, 21:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy terkait kebijakan sekolah sehari penuh menuai kontroversi dari berbagai kalangan.

Termasuk dari Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih.

Wulandari menyatakan tidak sepakat dengan wacana yang belakangan ramai dibicarakan di media massa dan media sosial tersebut. Menurut dia, anak-anak sebaiknya lebih lama berada bersama orangtua mereka ketimbang berada di sekolah sepanjang hari dengan beragam tekanan.

"Menurut saya full day school akan membuat anak-anak terlalu lelah di sekolah," kata Wulan ditemui disela-sela kegiatan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (9/8/2016).

Wulan berbendapat, banyak yang harus dipertimbangkan ketika akan menerapkan kebijakan tersebut, seperti dampak psikologi anak hingga asupan makanan mereka.

"Perlu dipertimbangkan bagaimana waktu pulang sekolah dan gizi anak-anak di sekolah. Siapa yang jamin gizi anak-anak ketika makan di luar rumah?" tandas Wulan.

Senada dikatakan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito. Menurut dia, penerapan sistem sekolah sehari penuh atau full day school membutuhkan persiapan matang dan perlu kajian panjang. Apalagi, setiap daerah memiliki kultur berbeda.

"Saya belum paham betul dengan wacana full day school dari Pak Menteri itu. Tapi, saya rasa harus ada kesiapan yang matang dengan mengkajinya terlebih dahulu," ujar Sigit.

Tidak hanya itu, lanjut Sigit, penerapan sistem ini juga perlu diatur dengan regulasi yang jelas dan benar. Bahkan, menurutnya, perlu juga ada pilot project sebelum kemudian sistem itu benar-benar diterapkan di seluruh daerah.

Di Kota Magelang sendiri, sebut Sigit, sudah ada beberapa sekolah yang sudah menerapkan sistem full day maupun bahkan boarding (pondokan).

"Menurut saya, janganlah terlalu banyak aturan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com