Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Tokoh Pendidikan Kendal Menolak "Full Day School"

Kompas.com - 09/08/2016, 11:19 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Para tokoh pendidikan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menolak rencana program full day school yang diusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Ketua Forum Ukhuwah Silaturahmi Pendidikan Alquran (Fuspaq) Kabupaten Kendal Mustamsikin mengatakan, program tersebut bisa mematikan sekitar 700 Tempat Pendidikan Alquran (TPA). Ada 537 TPA yang saat ini berada di bawah naungan Fuspaq, sisanya milik umum maupun Muhammadiyah.

"Kami akan mengirim surat ke pak mentri, terkait dengan hal itu," kata Mustam, Selasa (9/8/2016).

Menurut Mustam, program sekolah sehari penuh juga dapat menyebabkan guru-guru TPA menganggur dan anak-anak kurang mendapat pendidikan baca tulis Al Quran.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal Muryono juga tidak setuju bila full day school diberlakukan untuk SD dan SMP di Kabupaten Kendal.

Muryono mengatakan, pendidikan anak harus memperhatikan kearifan lokal, tingkat kesehatan dan kebugaran siswa, serta kelengkapan sarana dan prasarana sekolah.

"Itu harus diperhatikan. Di sini (Kendal), kalau sore anak-anak Muslim biasa mengaji di TPA. Kalau wacana Pak Menteri diberlakukan, banyak anak yang tidak belajar mengaji, stamina juga terkuras, dan masih banyak sekolah yang belum punya mushala dan kantin," kata Muryono.

Muryono menjelaskan, Kabupaten Kendal terdiri dari 20 kelurahan dan 265 desa. Artinya, banyak siswa yang rumahnya berada di desa. Sebagian dari mereka berada di desa terpencil.

Jika full day school diberlakukan, banyak siswa yang tidak bisa pulang sebab tidak ada angkutan setelah pukul 15.00 WIB.

"Angkutan desa itu, jarang sekali ada. Kalaupun ada, maksimal sampai jam 3 sore," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, anggota Dewan Pendidikan Kendal, Agus Imam, berpendapat bahwa full day school tidak perlu diterapkan di Kabupaten Kendal sebab akan menimbulkan masalah.

"Kalau diterapkan, banyak TPA tutup. Anak-anak juga tidak bisa belajar baca tulis Al Quran. Ini bisa memengaruhi ahklak anak," kata Imam.

Menurut Imam, Mendikbud harus belajar dari gagalnya pemberlakukan belajar lima hari.

Dalam jumpa pers hari ini, Muhadjir mengatakan, Presiden Joko Widodo telah berpesan bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek pendidikan bagi siswa terpenuhi.

Adapun dua aspek pendidikan itu ialah pendidikan karakter dan pengetahuan umum.

Pada jenjang sekolah dasar (SD), siswa mendapatkan pendidikan karakter sebanyak 80 persen dan pengetahuan umum sebanyak 20 persen.

Sementara itu, pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), pendidikan karakter bagi siswa terpenuhi sebanyak 60 persen dan pengetahuan umum sebanyak 40 persen.

Guna memenuhi pendidikan karakter di sekolah itu, Kemendikbud akan mengkaji penerapan sistem belajar mengajar dengan full day school.

(Baca juga Full Day School Tak Berarti Belajar Seharian di Sekolah, Ini Penjelasan Mendikbud)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com