Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Korban Dugaan Pencabulan Tagih Janji Pemkot Sukabumi

Kompas.com - 26/07/2016, 17:07 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua korban dugaan pencabulan yang dilakukan seorang remaja pria MP (16) menagih janji Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (26/7/2016).

Mereka mempertanyakan keseriusan penanganan terhadap para korban yang pernah dijanjikan Pemkot Sukabumi. Karena hingga saat ini para korban yang juga anak laki-laki berusia 6 hingga 8 tahun tersebut belum ada penanganan serius.

Padahal para korban tentunya masih mengalami trauma atas tindakan pelecehan oleh MP. Bahkan di antara korban ada yang tidak mau ke sekolah, karena selama ini menjadi bahan ejekan teman-temannya.

Baca juga: 4 Bocah Laki-laki Dicabuli Remaja Pria dengan Iming-iming Rp 5.000 

''Selepas kami membuat laporan ke kepolisi, hingga kini belum ada penanganan terhadap anak-anak yang menjadi korban,'' kata salah satu orangtua, I kepada wartawan usai diterima Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, hari ini.

Makanya, lanjut dia, hari ini beberapa orangtua korban meminta kejelasan kepada Pemkot Sukabumi dalam penanganan korban. Apalagi pihaknya mendapatkan informasi bila tersangka MP tidak ditahan oleh kepolisian.

''Tindakan kekerasan seksual tersebut berdampak pada psikologi korban. Anak-anak tidak mau bemain dan lebih memilh mengurung diri. Bahkan ada yang tidak mau lagi sekolah karena diejek temannya,'' ucap dia.

Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjelaskan, Pemkot Sukabumi tidak membiarkan para korban tindakan kekerasan seksual yang dilakukan tersangka MP.

"Proses jalan terus dan upaya penanganan terus diupayakan, karena untuk menjaga dampak psikologis anak-anak yang menjadi korban,'' kata Fahmi.

Hanya saja, lanjut dia, setelah lebaran hingga sekarang belum ada tindakan lebih lanjut. Karena pihaknya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit.

''Visum ini nantinya dijadikan sebagai acuan dalam penanganan masing-masing korban,'' katanya.

Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Sukabumi, Joko Kristianto menambahkan nantinya hasil visum akan digunakan sebagai langkah pemilahan dalam penanganan korban.

''Nantinya tim akan memilah penanganan anak berdasarkan tingkat traumatik mulai dari berat hingga ringan. Semuanya itu berdasarkan visum, dan visum sudah ada di kepolisian,'' tambah Joko.

Joko menuturkan penanganan korban tindakan kekerasan seksual ini akan melibatkan dua tim dari lembaga, yaitu P2TP2A dan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Dinas Sosial.

''Tim P2TP2A fokus penanganan para korbannya dan tim LK3 menangani keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar,'' tutur psikolog yang juga menangani perkara tindakan kekerasan seksual terhadap puluhan anak dengan pelaku Andri Sobari alias Emon tahun 2014.

Kompas TV Pelaku Ini Culik Bocah ke Vila untuk Dicabuli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com