Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2016, 13:31 WIB
Erna Dwi Lidiawati

Penulis

PALU, KOMPAS.com — Jumiatun alias Umi Delima meninggalkan senjata laras panjang M16 setelah suaminya, almarhum Santoso, tewas dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala 2016 pada Senin (18/7/2016) pekan lalu.

Jumiatun ditangkap oleh tim Tinombala saat hendak mencari makan di Poso, Sabtu (23/7/2016) lalu.

(Baca juga Umi Delima, Istri Kedua Santoso Ditangkap)

Jika kondisi kesehatannya sudah pulih, maka Jumiatun akan dibawa kembali ke hutan untuk menunjukkan lokasi senjata M16 yang ditinggalkannya.

"Waktu suaminya tertembak oleh tim Satgas Tinombala, dia disuruh Santoso membawa senjata itu. Mungkin karena berat, dia tinggalkan di hutan," kata Kepala Polda Sulawesi Tengah Rudy Sufahriadi, Senin (25/7/2016) di Palu, Sulawesi Tengah.

Ia mengatakan, saat meloloskan diri dari kejaran aparat bersenjata, Jumiatun terpisah dari kelompok Basri dan Ali Kalora. Selama empat hari berada di dalam hutan, ia bertemu dengan tukang kebun.

"Pertama dia ketemu dengan dua tukang kebun, dia mengaku kelaparan. Ada salah satu tukang kebun yang bawa bekal. Makanan itu pun diberikan ke Jumiatun," ujar Rudy.

Saat bertemu dengan tukang kebun itu, Jumiatun sempat memperkenalkan diri sebagai istri Santoso. Saat itu, ia tidak membawa bom ataupun senjata.

Tukang kebun itu kemudian membawa Jumiatun ke pos terdekat dari tempat persembunyian terakhirnya.

Saat ini, Jumiatun masih menjalani perawatan untuk pemulihan kesehatan, di RS Bhayangkara Polda Sulteng di Palu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com