Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingatkan Dampak "Pokemon Go", Pelajar Lakukan Aksi Teatrikal

Kompas.com - 24/07/2016, 16:08 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Seorang siswi terlihat asyik berjalan sembari menatap serius layar ponsel pintarnya. Namun tiba-tiba terjatuh akibat tersandung sebuah pot bunga di pinggir jalan. Tidak lama kemudian siswi itu kembali berjalan dengan tetap serius menatap ponselnya.

Ia kembali terjatuh setelah seorang pengendara sepeda motor menabraknya. Siswi itu merintih kesakitan pada kakinya. Dia seolah tidak peduli dengan dirinya sendiri serta lingkungan di sekitarnya. Ia hanya peduli dengan permainan di ponselnya. Sesekali wajahnya tampak gembira namun tiba-tiba panik, begitu seterusnya.

Itulah sebagian adegan aksi teatrikal yang diperankan oleh siswa dan siswi SMP Negeri 3 Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Aksi yang digelar di halaman sekolah itu menggambarkan seorang pelajar yang tergila-gila dengan permainan "Pokemom Go" hingga membahayakan diri sendiri.

Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Candimulyo Joko Purnomo mengatakan, saat ini masyarakat sedang demam dengan permainan virtual berbasis global positioning system (GPS) itu. Ramai diberitakan di media massa bahwa tidak sedikit penggila Pokemon Go yang terluka akibat terlalu asyik bermain.

"Aksi ini untuk menyuarakan dan mengajak masyarakat, khususnya para pelajar untuk tidak terpengaruh dengan game Pokemon Go. Sebab, ada dampak negatif dari game ini," ujar Joko, Minggu (24/7/2016).

Joko menyebutkan, seseorang yang bermain Pokemon Go hanya akan fokus pada ponselnya sementara dia juga harus bergerak dan berjalan. Hal itu bisa membahayakan diri sendiri karena dia tidak peduli lingkungan sekitarnya.(baca juga: Berburu Pokemon hingga Dermaga, Seorang Pemuda Tercebur ke Laut )

"Orang yang terlalu asik dengan Pokemon Go bisa terluka karena jatuh, ketabrak kendaraan, bahkan ada juga yang sampai kesasar," ujar Joko.

Di sisi lain, permainan ini juga dinilai tidak etis karena terkadang "memaksa" orang untuk bermain di perkantoran, sekolah bahkan tempat ibadah. Bagi pelajar, permainan ini bisa mengganggu konsentrasi belajar sehingga otomatis mengurangi produktifitas prestasinya.

"Harapan kami anak-anak Indonesia terlindungi dari dampak negatif Pokemon Go," ucapnya.

Joko menuturkan pihak sekolah sudah menerapkan peraturan bahwa seluruh siswa dilarang untuk membawa ponsel ke sekolah. Hal ini untuk mengatisipasi hal-hal buruk terjadi pada siswa akibat penggunaan ponsel selama kegiatan belajar mengajar. "Setiap Senin kami razia," ujarnya.

Deni Aprilio Nugroho, salah satu siswa SMP Negeri 3 Candimulyo, mengaku gemar bermain Pokemon Go setelah pulang sekolah. Ia bahkan pernah mengejar "monster-monster" Pokemon hingga kawasan Blabak dan Alun-alun Kota Magelang yang berjarak belasan kilometer dari rumahnya.

"Mainnya kalau pulang sekolah, asik sih, memang harus fokus pada game-nya biar dapat banyak monster yang ketangkap," kata Deni yang mengaku sudah menangkap 46 monster Pokemon itu.

Berbeda dengan Sastia Anggraini, siswa lainnya. Ia mengaku pernah memiliki permainan tersebut di ponselnya. Namun belakangan ia berhenti karena mengganggu konsentrasi belajarnya.

"Setiap hari rasanya ingin main Pokemon Go terus, tapi terus berhenti karena jadi malas belajar, selain itu di sini siynal GPS agak susah," kata dia tertawa. 

Kompas TV Main Pokemon saat Kerja, Ahok Akan Potong Tunjangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com